Minggu, 16 November 2014

ULASAN SOSIAL "SOKOLA RIMBA"

SOKOLA RIMBA


Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung (Prisia Nasution) telah menemukan hidup yang diinginkannya, mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Hingga suatu hari Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) nama anak itu, berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di’cap jempol’ oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.
Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bias membawa malapetaka bagi mereka.
Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo, hingga malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.













Ulasan film


Film sokola rimba, yang menceritakan seorang anak pedalaman yang sangat ingin belajar agar dapat melindungi kaumnya dan seorang guru yang ingin mengajar anak2 yang ingin sekolah, tapi impian mereka harus terhalang oleh adat dan tempat kerjanya, ke inginan belajar anak rimba dan keteguhan hati seorang guru yang ingin mengajar hingga akhir nya terjadi bencana yang di takuti oleh orang-orang rimba terjadi.


          Pendapat saya
            Di film sokola rimba kita dapat melihat kurangnya sosialisasi tentang pendidikan dipedalam, dan kuat nya keyakinan tentang tidak pentingnya pendidikan dalam kehidupan dimasyarakat pedalaman, menurut saya seharusnya pemerintah harus menjangkau mereka untuk meningkatkan pendidikan di indonesia dan banyak dari anak suku pedalaman yang ingin bersekolah. Disini film ini kita juga dapat melihat masih ada pihak pihak yang menganggap bahwa anak2 suku pedalaman tidak pantas mendapat pelajaran yang sangat penting untuk masa depan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar