Sabtu, 21 November 2015

TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM


1:MENGANALISA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PT. bank tabungan negara (persero) tbk., atau lebih dikenal dengan nama bank btn (selanjutnya di sebut perseroan) memiliki sejarah yang sangat panjang diindustri perbankan di indonesia. bank btn telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama postspaarbank.

di era kemerdekaan, tepat nya tahun 1950 pemerintah republik indonesia mengubah nama postspaarbank menjadi bank tabungan post dan kemudian menganti nama lagi menjadi bank tabungan negara pada 1963

pada tahun 1974, perseroan di tunjuk pemerintah sebagai satu-satunya industri yang menyalurkan kredit pemilikian rumah (kpr) bagi golongan masyarakat menengah kebawa, sejalan dengan program pemerintah yang tengah mengalakan program perumahan untuk rakyat .

perseroan mencatatkan saham perdana pada 17-12-2009 di bursa efek indonesia, dan menjadi bank pertama di indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi kontrak investasi kolektif-efek beragun aset (kik-eba).

sebagai bank yang focus pembiayaan perumahan perseroan berkeinginan untuk membantu masyarakat indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. keinginan ini di tunjukan dengan konsistensi selama lebih dari 6 dekade, dalam menyediakan bragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui kpr, baik kpr subsidi untuk sekmen menegah kebawa maupun kpr non subsidi untuk sekmen menengah keatas.

sebagai bank yang focus pada biaya perumahan , perseroan juga sukses meningkatkan posisi nya menjadi pringakat ke 9 bank terbesar di indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit.

perseroan bercita-cita menjadi the world class company dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, perseroan senantiasa konsisten  dalam menekankan focusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan. saat ini, perseroan focus pada pembiayaan sektor perumahan melalui 3 produk utama, yakni kpr dan perbankan konsumer, serta perbankan syariah. setiap bidang menjalankan bisnis lewat , pembiayaan, pedanaan serta jasa yang terkait dengan ruang lingkupnya.

Menurut seorang profesor emeritus manajemen di San Diego State University, Stephen P. Robbins, menyatakan bahwa struktur organisasi adalah cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi bisa juga diartikan sebagai tingkatan-tingkatan suatu organisasi atau kelompok dari level terbawah hingga level tertinggi yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Di setiap level/jabatan dalam suatu struktur organisasi perlu adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas serta adanya ketua yang bertanggung jawab atas segala kegiatan organisasi demi tercapainya tujuan
.
Terdapat beberapa faktor utama untuk menentukan rancangan struktur organisasi, yaitu :
  • Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
  • Teknologi yang digunakan.
  • Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
  • Dan ukuran organisasi.
berikut adalah struktur bank tabungan negara:

PT. Bank TABUNGAN NEGARA Tbk.

PT. Bank Tabungan Neraga Tbk. Dipimpin oleh seorang Direktor Utama yang tugasnya mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan, kepegawaian, kesekretariatan sesuai dengan kebijakan perusahaan dan pemerintah yang berlaku. Adapun dalam pelaksanaannya, seorang Direktur Utama bekerja sama dengan Dewan Komisaris dan Dewan Syariah dan dibantu oleh komite-komitenya. Di antaranya 
  1. Komite Aset dan Liabiliti, tugasnya memaksimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin ketersediaan likuiditas.
  2. Komite Sumber Daya Manusia, tugasnya mempelajari dan mendiskusikan permasalahan di bidang SDM, menetapkan arah dan kebijakan di bidang SDM.
  3. Komita Fraud.
  4. Komite Risiko, bertugas menelaah kecukupan Kebijakan Manajemen Risiko, serta memberikan pendapat dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan Manajemen Risiko dan pelaksanaannya.
  5. Komite Bisnis Eksekutif.
  6. Komite Pengarah Teknologi Informasi, bertugas merumuskan dan memutuskan kebijakan jangka panjang dan jangka pendek dalam hal perencanaan dan penerapan teknologi sistem informasi yang akan diterapkan.
  7. Komite Kepatuhan.
  8. Komite Pemantau Risiko, tugasnya mengevaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya.
  9. Komite Nominasi & Remunerasi, bertugas sebagai pengawas implementasi kebijakan pada nominasi dan remunerasi dari Direksi, Tim Manajemen, dan karyawan. Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi tugas dan tanggung jawab Direksi mengenai visi dan misi perusahaan/organisasi, mengembangkan kebijakan sumber daya manusian, evaluasi dan implementasi tata kelola perusahaan terkait kebijakan sumber daya manusia.
  10. Komite Corporate Governance.
  11. Komite Audit, komite ini membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan guna memenuhi ketentuan Bursa Efek Jakarta tentang Pencatatan Saham dan Efek.


Manajemen PT. Bank tabungan negara Tbk.


Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank tabungan neraga, Tbk. Adalah sebagai berikut
Chandra M.Hamzah
Komisaris Utama (Independen)
Klik
disini Untuk melihat CV




 
Fajar Harry Sampurno
Komisaris
Klik
disini Untuk melihat CV



 
Sumiyati
Komisaris
Klik
disini Untuk melihat CV


Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen
Klik
disini Untuk melihat CV
 






Lucky Fathul Aziz H.
Komisaris
Klik 
disini  Untuk melihat CV
 






Catherinawati Hadiman
Komisaris Independen
Klik
disini Untuk melihat CV
 




Arie Coerniadi
Komisaris Independen
Klik
disini Untuk melihat CV
 



Maryono
Direktur Utama
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Irman Alvian Zahiruddin
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Mansyur Syamsuri Nasution
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Iman Nugroho Soeko
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Adi Setianto
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Sis Apik Wijayanto
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Sulis Usdoko
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 
Oni Febriarto Rahardjo
Direktur
Klik
disini Untuk melihat CV
 


Visi

Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan

Misi

  • Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait pembiayaan-
    konsumsi dan usaha kecil menengah.
  • Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,jasa dan jaringan-
    strategis berbasis teknologi terkini.
  • Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,profesional dan memiliki-
     integritas tinggi.
  • Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prisip kehati-hatian dan-
     good corporate governance untuk meningkatkan    Shereholder Value.
  • Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. 

Sejarah Bank BTN
No.
Tahun
Keterangan
1.
1897
BTN berdiri dengan nama "Postpaarbank" pada masa pemerintah Belanda
2.
1950
Perubahan nama menjadi "Bank Tabungan Pos" oleh Pemerintah RI
3.
1963
Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara
4.
1974
Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah kebawah
5.
1989
Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan obligasi pertama
6.
1994
Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa
7.
2002
Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan rumah komersial
8.
2009
Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia
9.
2009
Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia
10.
2012
Bank BTN melakukan Right Issue

Ciri-Ciri, Unsur dan Teori Organisasi

Ciri-Ciri Organisasi
PT. Bank Tabungan negara Tbk, merupakan organisasi modern karena hingga saat ini pertumbuhan dan perkembangan organisasinya semakin besar, pengolahan datanya yang semakin cepat dan unsur-unsur organisasinya yang lengkap. Ditambah lagi dengan penghargaan-penghargaan yang diberikan atas capaiannya selama ini dalam bidang perbankan.

Unsur Organisasi
Dengan didukung sumber daya manusianya yang kompeten di bidangnya masing, ditunjang dengan teknologi informasinya yang memadai, serta kerja sama antara pihak internal dan eksternalnya yang baik memudahkan Bank BTN dalam mencapai tujuan bersama.

Teori Organisasi
PT. Bank Tabungan negara Tbk. menggunakan Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi) sebagai dasar organisasinya yang menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan. Hal ini selaras dengan Visi Bank tabungan negara yaitu “menjadi bank terdepan dalam pembiayaan rumah”.


Macam Organisasi dari Segi Tujuan

PT. Bank tabungan negara Tbk. termasuk dalam Organisasi Niaga karena tujuan utamanya adalah memperluas pangsa pasar, meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan mutu layanan, membukukan laba  PT. Bank tabungan negara Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dan berbentuk perseroan
 
Sumber :
http://www.btn.co.id

Sabtu, 16 Mei 2015

PERAN BESAR WALISONGO BAGI NUSANTARA


PERAN BESAR WALISONGO DALAM MEMPENGARUHI BUDAYA NUSANTARA



Peran Walisongo dalam Menyiarkan Islam Di Nusantara


Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan trun-temurun dari generasi sau ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat intregrasinya. Para wali songo dalam menyiarkan islam menggunakan tradisi local sebagaimana yang berlaku di masyarakat dari pada menentang/merombaknya.


Melalui tradisi inilah, mereka memasukkan nilai-nilai ajaran agama. Ternyata dengan cara
yang demikian, dalam waktu yang tidak lama agama islam telah terkenal dan di terima oleh masyarakat.


Dampaknya,syariat islam yang di perkenalkan di masyarakat adalah syariat yang sedikit banyak telah di padukan dengan tradisi local yakni tradisi yang berlaku di masyarakat. Untuk itu, para penyiar islam berusaha mewarnai dengan ajaran islam, sehingga betul-betul menjadi tradisi islami.


Sejarah Tentang Walisongo


Walisongo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat “Wali”, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga(mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali. Para wali tidak hidup secara bersamaan. Namun satu sama lain memiliki keterkaitan yang sangat erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.


Ahli-ahli sejarah tampaknya sependapat bahwa penyebaran Islam di Jawa adalah para Walisongo. Mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik. Bahkan, seringkali seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja kalau sudah diakui dan diberkahi oleh Walisongo. Islam telah tersebar di pulau Jawa, paling tidak sejak Malik Ibrahim dan Maulana Ishak yang bergelar Syaikh Awal Al-Islam diutus sebagai juru dakwah oleh Raja Samudera, Sultan Zainal Abidin Bahiyah Syah (1349-1406) ke Gresik. Dalam percaturan politik, Islam mulai memosisikan diri ketika melemahnya kekuasaan Majapahit yang memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah pimpinan Sunan Ampel, Walisongo bersepakat untuk mengangkat Raden Patah sebagai raja pertama kerajaan Islam Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Di samping kekuatan politik Islam yang memberi kontribusi besar terhadap perkembangannya, Islam juga hidup di masyarakat dapat memberi dorongan kepada penguasa non-muslim untuk memeluknya. Agama Islam di Jawa pada masa kerajaan Islam telah menjadi agama rakyat.Sebelum islam datang ke Indonesia, masyarakat Indonesia telah memiliki system tersendiri. Kepercayaan tersebut telah mengalami beberapa kali peralihan. Pertama, nenek moyang bangsa Indonesia menganut Kepercayaan Animisme dan Dinanisme. Kedua, melalui perkembangan peradaban masyarakat Indonesia muncul kepercayaan baru yakni agama Hindu(Hinduisme) dan Buddha ( Buddhaisme ).


Aninisme dan Dinanisme merupakan dua kepercayaan yang di anut oleh nenek moyang bangsa Indonesia secara turun temurun hingga datangnya agama Hindu dan Buddha. Aninisme adalah kepercayaan yang menganggap bahwa setiap benda mempunyai roh yang dapat mendatangkan keselamatan terhadap kehidupan manusia. Kepercayaan Aninisme ini mempunyai empat aliran, yaitu: pertama, kepercayaan yang menyembah kepada alam. Kedua, kepercayaan yang menyembah kepada benda-benda. Ketiga, kepercayaan yang menyembah kepada binatang, dan keempat, kepercayaan yang menyembah terhadap roh nenek moyang.


Sementara Dinanisme adalah kepecyaan yang menganggap benda-benda tertentu memiliki kekuatan gaib ( kesaktian ), benda-benda tersebut dalam kondisi tertentu dapat menolong manusia, misalnya tanduk,taring, keris, batu akik, dan sebagainya. Dalam upaya mencari keselamatan dan pertolongan kepada benda-benda tersebut, biasanya di lakukan dengan cara menyajikan ayam, telur, kepala kerbau, dan lainnya.


Dalam perkembangan selanjutnya, setelah peradaban masyarakat Indonesia sedikit mengalami perubahan dan kemajuan, masuklah kepercayaan baru, bukan hanya sebagai kepercayaan semata, tetapi juga sebagai agama, yaitu agama Hindu dan Budha.


Agama merupakan agama yang lahir di negeri India sekitar tahun 1500 sebelum Masehi. Agama ini memiliki kitab suci yang di sebut dengan Weda dan mempunyai kepercayaan terhadap tiga Dewa yang di sebut Tri Murti ( Dewa Brahmana sebagai dewa pencipta alam, Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara alam dan Dewa Siwa sebagai dewa perusak alam )
Masyarakt dalam agama hindu dibagi menjadi empat kasta, yaitu :


1. Kasta Brahmana ( kelompok bangsawan/agamawan )
2. Kasta Ksatria ( kelompok prajurit/tentara)
3. Kasta Waisya ( kelompok rakyat jelata )


Agama Budha merupakan agama yang yang juga lahir di India setelah agama Hindu, yaitu sekitar tahun 500 sebelum Masehi. Memiliki kitab suci yang bernama tripitaka, yang berarti himpunan tiga kitab suci agama Buddha. Mengajarkan tentang aturan-aturan hidup, dan penjelasan-penjelasan agama Buddha.



Adapun penjelasan tokoh-tokoh Walisongo adalah sebagai berikut:


1. Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim)


Syekh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, dia adalah seorang ahli tata negara yang ulung. Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Jauh sebelum beliau datang, islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan adanya makam Fatimah binti Maimun yang nisannya bertuliskan tahun 1082.


Dikalangan rakyat jelata Sunan Gresik atau sering dipanggil Kakek Bantal sangat terkenal terutama di kalangan kasta rendah yang selalu ditindas oleh kasta yang lebih tinggi. Sunan Gresik menjelaskan bahwa dalam Islam kedudukan semua orang adalah sama sederajat hanya orang yang beriman dan bertaqwa tinggi kedudukannya disisi Allah. Dia mendirikan pesantren yang merupakan perguruan islam, tempat mendidik dan menggenbleng para santri sebagai calon mubaligh. Di Gresik, beliau juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat gresik semakin meningkat. Beliau memiliki gagasan mengalirkan air dari gunung untuk mengairi sawah dan ladang. Syekh Maulana Malik Ibrahim seorang walisongo yang dianggap sebagai ayah dari walisongo. Beliau wafat di gresik pada tahun 882 H atau 1419 M.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)


Raden Rahmat adalah putra Syekh Maulana Malik Ibrahim dari istrinya bernama Dewi Candrawulan. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Di antara pemuda yang dididik itu tercatat antara lain Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan pertama Kesultanan Islam Bintoro, Demak), Raden Makdum Ibrahim (putra Sunan Ampel sendiri dan dikenal sebagai Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Maulana Ishak. Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel sangat berpengaruh di kalangan istana Manjapahit, bahkan istrinya pun berasal dari kalangan istana Raden Fatah, putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit, menjadi murid Ampel. Sunan Ampel tercatat sebagai perancang Kerajaan Islam di pulau Jawa. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak. Disamping itu, Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 bersama wali-wali lain. Pada awal islamisasi Pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju bahwa kebiasaan masyarakat seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebagainya tetap hidup dalam sistem sosio-kultural masyarakat yang telah memeluk agama Islam. Namun wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk sementara semua kebiasaan tersebut harus dibiarkan karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya. Hal tersebut terlihat dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hindu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam. Beliau wafat pada tahun 1478 dimakamkan disebelah masjid Ampel.


3. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)


Nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau Putra Sunan Ampel. Sunan Bonang terkenal sebagai ahli ilmu kalam dan tauhid.Beliau dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar di Pasai, Aceh, Sunan Bonang kembali ke Tuban, Jawa Timur, untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang menjadi muridnya berdatangan dari berbagai daerah. Sunan Bonang dan para wali lainnya dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan napas Islam ke dalamnya. Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah SWT. dan tidak menyekutukannya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat); gamelan yang mengirinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang Durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana tegang, bengis, dan penuh amarah.
Sunan Bonang wafat di pulau Bawean pada tahun 1525 M.


4. Sunan Giri (Raden Paku)


Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan Walisongo. Nama Sunana Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer. Sunan Giri atau Raden Paku dikenal sangat dermawan, yaitu dengan membagikan barang dagangan kepada rakyat Banjar yang sedang dilanda musibah. Beliau pernah bertafakkur di goa sunyi selama 40 hari 40 malam untuk bermunajat kepada Allah. Usai bertafakkur ia teringat pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Pasai untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan yang dibawahi dari negeri Pasai melalui desa Margonoto sampailah Raden Paku di daerah perbatasan yang hawanya sejuk, lalu dia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri. Tidak berselang lama hanya daam waktu tiga tahun pesantren tersebut terkenaldi seluruh Nusantara. Sunan Giri sangat berjasa dalam penyebaran Islam baik di Jawa atau nusantara baik dilakukannya sendiri waktu muda melalui berdagang tau bersama muridnya. Beliau juga menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas Islami, seperti jemuran, cublak suweng dan lain-lain.


5. Sunan Drajat (Raden Qasim)


Sunan Drajat adalah anak bungsu Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati atau yang sering disebut sebagai Nyi Ageng Manila. Beliau lahir pada tahun 1450. Nama lain dari Sunan Drajat yang terkenal adalah Raden Qasim. Di desa Jelak, Raden Qasim mendirikan surau dan pesantren.Banyak orang yang datang untuk berguru agama Islam kepadanya sehingga Jelak semakin ramai dan berkembang menjadi kampung besar. Oleh karena itu nama Jelak kemudian dirubah menjadi Banjaranyar. Beliau memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikam, dengan cara-cara bijak dan tanpa memaksa. Dalam penyampaiannya beliau menempuh lima cara. Pertama lewat pengajian secara langsung dimasjid atau di anggar.Kedua melalui pendidikan di pesantren.Ketiga memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan masalah. Keempat melalui kesenian tradisional dan yang kelima menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional sepanjang tidak bertentangan dengan agama islam. Sunan Drajat juga berdakwah dengan menggunakan kesenian Jawa yang pada waktu itu sudah mendarah daging dikalangan masyarakat.Salah satu tembang ciptaan beliau adalahtembang Mijil.


Sunan Drajat juga terkenal dengan ajaran yang mengatakan paring teken marang kang kalunyon lan wuto, paring pangan marang kang kaliren, paring sandhang marang kang kudanan (memberi tongkat kepada orang buta, memberi makan kepada orang yang kelaparan, memberi pakaian kepada yang tidak punya pakaian dan memberi payung kepada orang yang kehujanan). Ini memang inti ajaran sosial di dalam Islam yang akan tetap relevan sampai kapanpun. Pada masa akhir Majapahit terjadi krisis sosial, ekonomi, politik.Sunan Drajat menjadi juru bicara yang membela rakyat tertindas.Beliau mengecam tindakan elit politik yang waktu itu hanya mengejar kekuasaan demi kenikmatan pribadi. Dalam bidang sastra budaya beliau menciptakan:
1) Berpartisipasi dalam pembangunan masjid Demak
2) Membantu Raden Patah
3) Tembang Pangkur.


6. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)


Nama aslinya adalah Raden Sahid, beliau putra Raden Sahur putra Temanggung Wilatika Adipati Tuban. Raden Sahid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua, tapi tidak bisa menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan, hingga dia mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan kpeada rakyatnya. Tapi ketahuan ayahnya, hingga dihukum yaitu tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan diusir. Setelah diusir selain mengembara, ia bertemu orang berjubah putih, dia adalah Sunan Bonang. Lalau Raden Sahid diangkat menjadi murid, lalu disuruh menunggui tongkatnya di depan kali sampai berbulan-bulan sampai seluruh tubuhnya berlumut. Maka Raden Sahid disebut Sunan Kalijaga. Sunan kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia itdak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disispkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam.


7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)


Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu fikih, tauhid, hadits, tafsir serta logika. Karena itulah di antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan wali al- ‘ilm (wali yang luas ilmunya), dank arena keluasan ilmunya ia didatangi oleh banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara. Ada cerita yang mengatakan bahwa Sunan Kudus pernah belajar di Baitul Maqdis, Palestina, dan pernah berjasa memberantas penyakit yang menelan banyak korban di Palestina. Atas jasanya itu, oleh pemerintah Palestiana ia diberi ijazah wilayah (daerah kekuasaan) di Palestina, namun Sunan Kudus mengharapkan hadiah tersebut dipindahkan ke Pulau Jawa, dan oleh Amir (penguasa setempat) permintaan itu dikabulkan. Sekembalinya ke Jawa ia mendirikan masjid di daerah Loran tahun 1549, masjid itu diberi nama Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar (Masjid Menara Kudus) dan daerah sekitanya diganti dengan nama Kudus, diambil dari nama sebuah kota di Palestina, al-Quds. Dalam melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural, Sunan Kudus menciptakan berbagai cerita keagamaan. Yang paling terkenal adalah Gending Makumambang dan Mijil.


Cara-cara berdakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut: a. Strategi pendekatan kepada masa dengan jalan 1. Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah 2. Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam 3. Tut Wuri Handayani 4. Bagian adat istiadat yang tidak sesuai dengan mudah diubah langsung diubah. b. Merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat. c. Merangkul masyarakat Budha Setelah masjid, terus Sunan Kudus mendirikan padasan tempat wudlu denga pancuran yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang diatasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha “ Jalan berlipat delapan atau asta sunghika marga”. d. Selamatan Mitoni Biasanya sebelum acara selamatan diadakan membacakan sejarah Nabi. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus. Di pintu makan Kanjeng Sunan Kudus terukir kalimat asmaul husna yang berangka tahun 1296 H atau 1878 M.


8. Sunan Muria (Raden Umar Said)


Sunan Muria adalah putera pertama Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak. Nama asli beliau adalah Raden Umar Said, sedang nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Dalam berdakwah, Sunan Muria meniru cara yang telah dilakukan dengan sukses oleh ayahandanya, yaitu menggunakan alat musik Jawa (gamelan). Sasaran yang digarap oleh Sunan Muria adalah masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan, jauh dari pusat pemerintahan maupun kota. Oleh karena itu, Sunan Muria membangun pesantren di lereng gunung Muria, dan karena itulah gelar Sunan Muria diberikan oleh masyarakat.
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat jelata. Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya. Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria mengajak umatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena itulan sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata daripada kaum bangsawan. Cara dakwah inilah yang menyebabkan suna Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwak tapa ngeli yaitu menghanyutkan diri dalam masyarakat


9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)


Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah, beliau lahir di Makkah. Banyak versi yang menceritakan tentang keberadaan Sunan Gunungjati ini, tetapi cerita yang termasyhur adalah menikahnya Sunan Gunungjati dengan seorang puteri Cina bernama Ong Tien, yang kemudian namanya diganti dengan Nyai Ratu Rara Semanding. Sunan Gunung Jati memang mempunyai hubungan baik dengan kaisar Cina. Dalam rangka menjalin hubungan baik tersebut, pada tahun 1479 beliau berkunjung ke Cina dan bertemu dengan kaisar Hong Gie, serta berkenalan dengan sekretaris kerajaan bernama Ma Huan, Jendral Ceng Ho, dan Fei Hsin. Ketiga tokoh itu telah memeluk agama Islam.Disini Sunan Gunungjati membuka praktek pengobatan,dan banyak masyarakat Cina yang berobat kepadanya.Kesempatan ini digunakan sebaik- baiknya oleh beliau untuk berdakwah. Setelah selesai menuntut ilmu pada tahun 1470 dia berangkat ketanah Jawa untuk mengamalkan ilmunya. Disana beliau bersama ibunya disambut gembira oleh pangeran Cakra Buana. Syarifah Mudain minta agar diizinkan tinggal dipasumbangan Gunung Jati dan disana mereka membangun pesantren untuk meneruskan usahanya Syeh Datuk Latif gurunya pangeran Cakra Buana.


Oleh karena itu Syarif Hidayatullah dipanggil sunan gunung Jati. Lalu ia dinikahkan dengan putri Cakra Buana Nyi Pakung Wati kemudian ia diangkat menjadi pangeran Cakra Buana yaitu pada tahun 1479 dengan diangkatnya ia sebagai pangeran dakwah islam dilakukannya melalui diplomasi dengan kerajaan lain. Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah Kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan yang belum menganut agama Islam. Dari Cirebon, ia mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Sunan Gunungjati membangun masjid pada tahun 1480 yang diberi nama Masjid Agung Sang Ciptarasa. Pembangunan masjid ini mendapat bantuan penuh dari Sultan Demak dan Walisongo. Bahkan juga diceritakan bahwa Sunan Kalijogo ikut menyumbangkan sebuah tiang tatal. Masjid ini juga sering dijadikan pusat pertemuan Walisongo untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu.
Peran Walisongo dalam Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia


Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa. Sukses gemilang perjuangan para Wali ini tercatat dengan tinta emas.Dengan didukung penuh oleh kesultanan Demak Bintoro, agama Islam kemudian dianut oleh sebagian besar manyarakat Jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan.Islam benar-benar menjadi agama yang mengakar.


Para wali ini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai tempat mengajarkan agama. Konon, mengajarkan agama di serambi masjid ini, merupakan lembaga pendidikan tertua di Jawa yang sifatnya lebih demokratis. Pada masa awal perkembangan Islam, sistem seperti ini disebut ”gurukula”, yaitu seorang guru menyampaikan ajarannya kepada beberapa murid yang duduk di depannya, sifatnya tidak masal bahkan rahasia seperti yang dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Selain prinsip-prinsip keimanan dalam Islam, ibadah, masalah moral juga diajarkan ilmu-ilmu kanuragan, kekebalan, dan bela diri.


Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu dewan da’wah atau dewan mubaligh. Apabila ada salah seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti oleh walilainnya. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.


Kesembilan wali ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15. Adapun peranan walisongo dalam penyebaran agama Islam antara lain:


1. Sebagai pelopor penyebarluasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran Islam di daerahnya masing-masing.


2. Sebagai para pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan agama Islam di masa hidupnya.


3. Sebagai orang-orang yang ahli di bidang agama Islam.


4. Sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT karena terus-menerus beribadah kepada-Nya, sehingga memiliki kemampuan yang lebih.


5. Sebagai pemimpin agama Islam di daerah penyebarannya masing-masing, yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak di kalangan masyarakat Islam.


6. Sebagai guru agama Islam yang gigih mengajarkan agama Islam kepada para muridnya.


7. Sebagai kiai yang menguasai ajaran agama Islam dengan cukup luas.


8. Sebagai tokoh masyarakat Islam yang disegani pada masa hidupnya. Berkat kepeloporan dan perjuangan wali sembilan itulah, maka agama Islam menyebar ke seluruh pulau Jawa bahkan sampai ke seluruh daerah di Nusantara

Jumat, 10 April 2015

FAKTOR-FAKTOR NKRI


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertahanan Nasional


Letak geografis Indonesia yang strategis memiliki potensi ancaman yang kedepannya akan semakin kompleks. Sementara itu, di sisi lain stabilitas keamanan nasional belum kuat. Indonesia masih mengalami masa-masa transisi dan konsolidasi (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan) menuju negara yang demokratis. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini makin bersifat multi dimensional seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi, Oleh karena itu segenap bangsa Indonesia dituntut dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.


Kedaulatan dan keutuhan NKRI merupakan harga mati, sehingga upaya untuk tetap menjaga negara tetap utuh dan berdaulat menjadi sangat penting. Tulisan ini akan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja dan bagaimana peranan faktor kunci tersebut dalam menjaga pertahanan nasional. Pembahasannya meliputi pemaparan tentang pentingnya faktor yang dianalisis dalam pertahanan nasional dan menjelaskan data-data relevan yang terkait dengan faktor-faktor tersebut.



Penentuan Faktor Penting Dalam Pertahanan Nasional
Untuk dapat membangun strategi dan kebijakan yang efisien, perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pertahanan nasional. Berdasarkan penelitian LIPI (2007), faktor yang mempengaruhi pertahanan yaitu: (1) anggaran pertahanan; (2) jumlah penduduk suatu negara; (3) ancaman konvensional dan non konvensional; (4) anggaran pertahanan negara lain; (5) kemampuan keuangan pemerintah; (6) harga alutsista; dan (7) jumlah personil sistem pertahanan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anggaran pertahanan dipengaruhi secara positif oleh keenam faktor di atas. Namun dalam tulisan ini hanya dibahas tiga dari tujuh faktor penting yang perlu diperhatikan dalam upaya menjaga pertahanan yaitu ancaman konvensional dan non konvensional, anggaran pertahanan, dan jumlah personil sistem pertahanan.


Faktor Ancaman Konvensional dan Non Konvensional
Ancaman merupakan segala bentuk gangguan langsung, tidak langsung, terlihat ataupun tidak terlihat terhadap kedaulatan; basis-basis vital nasional (ekonomi, militer, dan informasi); penduduk; teritorial, ataupun segala bentuk usaha serangan secara konvensional, inkonvensional, maupun asimetrik terhadap suatu bangsa dalam skala nasional (Widodo, 2003). Berikut ini merupakan tabel ancaman potensial yang menjadi sumber konflik.
Tabel 1. Ancaman Potensial Yang Menjadi Sumber Konflik

Sumber: Dispenad, Jakarta-Indonesia. 2003. http://mabesad.mil.id/artikel5/future_defence1.htm

Hampir semua ancaman potensial yang terdapat pada tabel 1 telah terjadi di Indonesia, misalnya peredaran obat-obatan. Indonesia disebut sebagai Surga Narkoba Dunia karena jumlah pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,8 juta orang (Statistik BNN, 2011) atau sekitar 1,5 persen dari total jumlah penduduk. Ancaman lainnya berupa gerakan separatis seperti lepasnya Timor Leste dari Indonesia, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), upaya disintegrasi Papua, dan penguasaan Pulau Sipidan dan Ligitan oleh Malaysia.

Koseptualisasi, operasionalisasi, dan kategori ancaman harus dapat dilihat secara holistik. Tujuannya agar negara dapat melihat dan memformulasikan secara komprehensif mengenai bentuk dan strategi pertahanan apa yang sesuai dalam upaya menghadapi ancaman. Adanya persamaan persepsi dan kebutuhan akan pertahanan dan keamanan negara menjadi lebih penting dari pada alutsista maupun personil pertahanan.

Sejatinya masyarakat adalah garda pertahanan terdepan yang dapat menjaga keamanan negara. Kesadaran akan adanya ancaman konvensional dan non konvensional dapat menjadi stimuli terbesar yang dapat membuat berbagai pihak memiliki pola berfikir dan sikap untuk bersatu dan berusaha untuk melindungi tanah airnya secara bersama-sama.


Faktor Kekuatan Ekonomi
Kekuatan ekonomi dalam tulisan ini diukur menggunakan pendekatan (proxy) anggaran pertahanan, Anggaran bersifat sangat penting karena akan menentukan kinerja sektor pertahanan. Sesuai dengan teori ekonomi, insentive system akan mempengaruhi performance. Namun hal tersebut sebenernya tidak akan sufficienttanpa asumsi adanya rasa kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi.

Selain itu, anggaran pertahanan menjadi penting untuk mewujudkan pertahanan nasional yang kuat, diperlukan prasyarat anggaran militer yang mencukupi. Namun, kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran pertahanan memang sangat terbatas jika dihadapkan dengan kebutuhannya Efek negatifnya pembangunan pertahanan saat ini relatif belum dapat diperhatikan secara optimal sehingga kapabilitas pertahanan belum mampu untuk mencegah, mengantisipasi, dan mengatasi ancaman keamanan nasional.

Anggaran pertahanan yang dikeluarkan tergantung pada kemampuan ekonomi masing-masing negara. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana posisi anggaran pertahanan Indonesia jika dibandingkan dengan seluruh negara di dunia perlu dilakukan standardisasi dengan menggunakan analisis Z-Score yang diolah dengan menggunakan SPSS17.

Tabel 2. Postur Anggaran Pertahanan Indonesia Terhadap 171 Negara Tahun 2000 – 2011

Sumber: SIPRI Military Expenditure Database, 2012. Diolah.

Berdasarkan hasil pengolahan data 171 negara, dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu sebelas tahun anggaran pertahanan Indonesia berada pada kisaran 0,20490 s.d 0,13482 standar deviasi di bawah rata-rata anggaran pertahanan negara lain di dunia. Jadi, anggaran pertahanan Indonesia memang masih sangat minim jika dibandingkan dengan negara lain di seluruh dunia.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah negara mana saja yang memiliki anggaran militer yang besar? kemudian adakah keterkaitan antara anggaran militer yang besar dengan kekuatan ekonomi yang dimiliki suatu negara?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan analisis penghitungan menggunakan variabel anggaran militer dan total populasi di dunia.
Tabel 3. Postur Anggaran Pertahanan Global Tahun 2011

Sumber: Global Fire Power,2012. Diolah.

Berdasarkan postur anggaran pertahanan global di atas, pada tahun 2011 hingga saat ini Amerika Serikat tetap merupakan “market of the last resort” untuk semua negara. Posisi Amerika Serikat sebagai negara dengan kekuatan militer nomor satu mendorong dirinya melaksanakan posisi unilateralisme (tindakan sepihak). Negara-negara yang tergabung dalam G7 juga menguasai 64% dari total anggaran pertahanan di dunia, fakta tersebut memperkuat argumen hasil penelitian Pradhan (2010). Pradhan (2010) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi anggaran pertahanan dan anggaran pertahanan bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Perbedaan jumlah populasi dan kesenjangan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercermin dari pengeluaran untuk anggaran militer menyebabkan terjadinya disparitas atau kesenjangan antar negara. Negara anggota GNB, yang populasinya sekitar 28% memiliki anggaran pertahanan 23%. Sedangkan negara BRIC + Indonesia, yang populasinya mencapai 58% penduduk dunia, total anggaran pertahanannya hanya14% saja. Jelas terlihat bahwa negara dengan perekonomian tinggi (G7) sangat peduli dengan kekuatan militernya, hal ini tercermin dari anggaran pertahanan yang mereka miliki.


Faktor Jumah Personil Sistem Pertahanan

Tabel 4. Rasio Personil Pertahanan per Total Populasi 2011 (Selected Country)

Sumber: Global Fire Power,2012. Diolah.
*) Total personil pertahanan, tidak termasuk pasukan cadangan.
**) Sumber: Wikipedia

Berdasarkan data pada tabel 4, dapat diketahui bahwa skor rasio ARMY/POP hampir sama untuk tiap negara yang dijadikan observasi. Namun untuk skor rasio ARMY/REG, Italia dan Inggris memiliki skor rasio tertinggi karena kuantitas personil pertahanan mereka miliki hampir sama dengan luas wilayah negaranya.

Dalam ekonomi, kuantitas SDM yang banyak diperlukan, akan tetapi produktivitas tenaga kerja juga merupakan salah satu aspek penting untuk diukur untuk menilai kinerja. Dalam militer salah satu aspek yang harus mendapat perhatian adalah kuantitas tentara, tanpa mengesampingkan kualitas tentara. Kualitas atau skilltentara harus ditingkatkan seiring dengan upaya peningkatan kesejahteraannya.

Poin yang dapat dikaji dari tabel 4 yaitu ketersediaan personil pertahanan tidak perlu terlalu banyak, namun jumlahnya harus optimal dalam memenuhi kebutuhan, dengan memperhatikan periode peak dan off peak. Perlu kajian lebih lanjut mengenai berapa jumlah TNI yang ideal harus tersedia untuk tiap luas wilayah dan jumlah penduduk. Untuk membantu personil pertahanan, rakyat (bagian dari total populasi) harus dapat berperan aktif dalam menjaga pertahanan negara, terutama dalam menghadapi perang non-militer.

Secara umum pembahasan dalam tulisan ini dapat disimpulkan dan direkomendasikan sebagai berikut: (1) Dalam menghadapi ancaman, diperlukan persamaan persepsi dan kebutuhan akan pertahanan dan keamanan negara Masyarakat menjadi garda pertahanan terdepan yang dapat menjaga keamanan negara dari ancaman, oleh karena itu diperlukan kesadaran akan adanya ancaman yang dapat membuat berbagai pihak memiliki pola berfikir dan sikap untuk bersatu dan berusaha untuk melindungi tanah airnya secara bersama-sama; (2) pemerintah harus meningkatkan tingkat perekonomian agar porsi anggaran untuk pertahanan dapat dialokasikan lebih besar, mengingat rata-rata pengeluaran pertahanan Indonesia dalam kurun waktu 2000 – 2011 berada di bawah rata-rata dunia.Anggaran pertahanan yang optimal dan efisien dalam penggunaannya sangat penting untuk mewujudkan pertahanan nasional yang kuat; (3) kuantitas tentara perlu ditingkatkan sampai dengan tingkat yang ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah. Porsi kuantitas tentara yang optimal harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraannya. Jika ketiga faktor tersebut berhasil dengan baik, maka pertahanan nasional akan semakin kuat dan dapat terpelihara.