Kamis, 29 Desember 2016

TUGAS SOFTSKILL REVIEW JURNAL CASE-BASED REASONING UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT THT (TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN)



A.Sumber
Judul:CASE-BASED REASONING UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT THT (TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN)
Penyusun:Tedy Rismawan dan Sri Hartati
Lembaga:Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Yogyakarta
Link:Link : https://jurnal.ugm.ac.id/ijccs/article/view/2154/1934
B.Pendahuluan
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sistem penalaran komputer yang menggunakan pengetahuan lama untuk mengatasi masalah baru.CBR memberikan solusi terhadap kasus baru dengan melihat kasus lama yang paling mendekati kasus baru. Hal ini akan sangat bermanfaat karena dapat menghilangkan kebutuhan untuk mengekstrak model seperti yang dibutuhkan oleh sistem berbasis aturan. Penelitian ini mencoba untuk membangun suatu sistem Penalaran Berbasis Kasus untuk melakukan diagnosa penyakit THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan).
Proses diagnose dilakukan dengan cara memasukkan kasus baru (target case) yang berisi gejala-gejala ang akan didiagnosa ke dalam sistem, kemudian sistem akan melakukan proses indexing dengan metode backpropagation untuk memperoleh indeks dari kasus baru tersebut. Setelah memperoleh indeks, sistem selanjutnya melakukan proses perhitungan nilai similarity antara kasus baru dengan basis kasus yang memiliki indeks yang sama menggunakan metode cosine coefficient. Kasus yang diambil adalah kasus dengan nilai similarity paling tinggi. Jika suatu kasus tidak berhasil didiagnosa, maka akan dilakukan revisi kasus oleh pakar. Kasus yang berhasil direvisi akan disimpan ke dalam sistem untuk dijadikan pengetahuan baru bagi sistem. Hasil penelitian menunjukkan sistem penalaran berbasis kasus untuk mendiagnosa penyakit THT ini membantu paramedis dalam melakukan diagnosa. Hasil uji coba sistem terhadap 111 data kasus uji, terdapat 9 kasus yang memiliki nilai similarity di bawah 0.8.
C.Metode Penelitian
Proses pada sistem dimulai dengan melakukan pembentukan indeks untuk kasus-kasus yang ada, indeks pada kasus yang ada diperoleh dari pakar. Setelah diperoleh indeks dari setiap kasus yang ada, maka proses selanjutnya adalah melatih kasus-kasus yang ada dengan backpropagation, dimana gejala dari kasus menjadi data input dan indeks pada kasus menjadi target. Hasil dari pelatihan backpropagation berupa nilai bobot akhir yang nantinya akan digunakan untuk proses indexing pada kasus baru.
3

Proses selanjutnya yang terjadi pada sistem adalah menginisialisasi gejala yang dialami oleh pasien yang dianggap sebagai kasus baru, setelah itu sistem akan melakukan proses indexing terhadap kasus baru tersebut berdasarkan nilai bobot akhir backpropagation yang telah dilatih sebelumnya berdasarkan kasus-kasus lama. Setelah memperoleh indeks dari kasus baru, maka selanjutnya sistem melakukan perhitungan nilai similarity kasus baru terhadap kasus yang lama yang memiliki indeks sama. Proses perhitungan similarity mengunakan Cosine Coefficient. Nilai similarity berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila similarity kasus baru dengan salah satu kasus yang ada pada basis kasus bernilai 1, berarti kasus baru tersebut sama dengan kasus lamayang ada dalam basis kasus.
Apabila similarity kasus baru memiliki nilai 0.8, maka kasus baru akan menggunakan solusi yang sama dengan kasus lama yang ada pada basis kasus. Namun, apabila nilai similarity tidak mencapai nilai 0.8, maka dianggap kasus baru tersebut tidak memiliki solusi dan kasus tersebut selanjutnya akan disimpan sebagai kasus baru yang nantinya akan dievaluasi oleh pakar (revise) dan disimpan kembali ke dalam sistem sebagai kasus baru dengan solusi yang telah diberikan (retain).
D.Hasil dan Pembahasan
1.Proses pengisian case base
Tahap awal dari penggunaan sistem proses adalah pengisian case base. Data-data kasus yang akan dimasukkan ke dalam case base diperoleh dari data rekam medis Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok (THT) RSUD dr. Soedarso, Pontianak. Terdapat 106 gejala THT dan 38 nama penyakit yang dibagi menjadi 3 kelas dan 9 subkelas. Kasus yang dimasukkan ke dalam case base sebanyak 208 kasus. Setiap gejala penyakit dibagi menjadi 4 kategori yaitu Tidak, Sedikit, Cukup dan Ya. Nilai untuk masing-masing kategori adalah 0 untuk Tidak, 0.33 untuk Sedikit, 0.67 untuk Cukup dan 1 untuk Ya. Pemberian nilai dari masing-masing gejala untuk setiap kasus dilakukan oleh Pakar.
2.Proses pelatihan basis kasus
Proses pelatihan data kasus dengan backpropagation dilakukan untuk memperoleh bobot jaringan yang akan digunakan pada proses indexing kasus baru. Pada proses ini jaringan backpropagation digunakan untuk melatih semua data yang ada pada basis kasus dengan data gejala sebagai input pelatihan dan data subkelas sebagai target pelatihan. Sebelum melakukan pelatihan, admin sebagai user yang memiliki hak akses proses pelatihan harus mengisi parameter pelatihan terlebih dahulu. Pemilihan parameter jaringan akan mempengaruhi pembelajaran yang dilakukan oleh jaringan, sehingga harus digunakan parameter yang baik dalam melakukan pelatihan. Namun, untuk memperoleh parameter pelatihan yang baik maka harus dilakukan percobaan satu per satu terhadap parameter jaringan. Pada penelitian ini parameter pelatihan yang digunakan adalah :
  • Laju pembelajaran : 0.3
  • Target error : 0.00001
  • Maksimum epoh : 15000
3.Hasil Pengujian
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian kasus riil terhadap sistem. Kasus yang akan diuji memiliki gejala sebagai berikut :
  • Demam : Ya
  • Nyeri telinga : Ya
  • Rasa penuh di telinga : Ya
  • Pendengaran berkurang : Cukup
  • Telinga berdengung : Sedikit
  • Cairan telinga bening : Ya
  • ISSN: 1978-1520
  • Laju pembelajaran : 0.3

Terdapat 106 gejala yang ada di dalam penelitian yang dapat dipilih. Berdasarkan tabel gejala, dapat diketahui bahwa gejala yang dipilih pada pengujian ini adalah gejala dengan indeks 1, 2, 5, 7, 8 dan 10.
Selanjutnya nilai dari gejala ini dimasukkan ke dalam sebuah array yang memuat semua gejala. Array penyimpanan memiliki 106 nilai dimana semua nilai untuk gejala yang tidak dialami akan diberi nilai 0, dan gejala yang dialami akan diberi nilai sesuai dengan tingkatan gejala dimana “Sedikit” bernilai 0.33, “Cukup bernilai 0.67 dan “Ya” bernilai 1.

4


Setelah diperoleh nilai similarity kasus uji dengan semua kasus yang memiliki indeks yang sama, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai similarity terbesar. Berdasarkan nilai similarity yang diperoleh pada tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai similarity terbesar adalah 1 dan terdapat pada kasus ke-3 dimana pada tabel kasus dapat diketahui bahwa kasus 3 merupakan kasus yang memiliki id_penyakit 1. Kemudian id_penyakit yang diperoleh digunakan untuk mengambil nama penyakit pada tabel penyakit sehingga dapat diambil keputusan bahwa kasus uji tersebut memiliki kemiripan yang paling tinggi tehadap kasus 1 yang memiliki id_penyakit 1 yang merupakan penyakit Otitis Media Akut.


1

Proses pengujian tersebut dilakukan terhadap 111 kasus baru. Kasus baru yang digunakan pada pengujian merupakan kasus yang pernah terjadi sebelumnya, namun tidak digunakan pada basis kasus.Tabel 6.3 menunjukkan nilai similarity kasus-kasus yang diuji terhadap sistem. Hasil uji coba menunjukkan, dari 111 kasus uji, terdapat 9 kasus yang memiliki nilai similarity di bawah 0.8 dan 102 kasus yang memiliki nilai similarity di atas 0.8. Gambar 11 merupakan grafik hasil pengujian terhadap 111 data kasus uji.
2

E.Kesimpulan
  1. Penggunaan metode backpropagation pada proses indexing dapat membantu sistem dalam melakukan retrieval karena dengan menggunakan backpropagation, pencarian nilai similarity cukup dilakukan terhadap kasus yang memiliki indeks yang sama dengan kasus baru. Namun dalam proses pelatihan, backpropagation memerlukan waktu yang cukup lama karena harus mencoba parameter pelatihan satu per satu untuk memperoleh jaringan yang terbaik.
  2. Sistem akan memberikan solusi apabila kasus baru memiliki nilai similarity lebih besar dari 0.8 terhadap kasus lama.
  3. Hasil uji coba dari 111 kasus uji, terdapat 9 kasus yang memiliki nilai similarity di bawah 0.8.
  4. Ada 2 kondisi revisi kasus: pertama, kasus yang didiagnosa tidak mempunyai kemiripan sama sekali dengan kasus-kasus yang ada dalam case-base. Kedua, kasus memiliki kemiripan dengan kasus yang ada dalam case-base tetapi memiliki nilai similarity dibawah 0.8.
F.Saran
  1. Penggunaan metode backpropagation pada proses indexing dapat membantu sistem dalam melakukan retrieval karena dengan menggunakan backpropagation, pencarian nilai similarity cukup dilakukan terhadap kasus yang memiliki indeks yang sama dengan kasus baru. Namun dalam proses pelatihan, backpropagation memerlukan waktu yang cukup lama karena harus mencoba parameter pelatihan satu per satu untuk memperoleh jaringan yang terbaik.
  2. Sistem akan memberikan solusi apabila kasus baru memiliki nilai similarity lebih besar dari 0.8 terhadap kasus lama.
  3. Hasil uji coba dari 111 kasus uji, terdapat 9 kasus yang memiliki nilai similarity di bawah 0.8.
  4. Ada 2 kondisi revisi kasus: pertama, kasus yang didiagnosa tidak mempunyai kemiripan sama sekali dengan kasus-kasus yang ada dalam case-base. Kedua, kasus memiliki kemiripan dengan kasus yang ada dalam case-base tetapi memiliki nilai similarity dibawah 0.8.

Kamis, 17 November 2016

TUGAS V-CLASS PBO

Algoritma Buku Alamat


Berbicara mengenai algoritma, hal yang pertama kali muncul di benak penulis adalah dunia pemrograman. Ya, kebanyakan orang memang mengenal algoritma hanya sebagai salah satu bagian dari dunia pemrograman komputer. Padahal, jika diteliti lebih dalam lagi, algoritma ternyata memiliki cakupan yang jauh lebih kompleks dibandingkan apa yang ada di pikiran kebanyakan orang.
Istilah algoritma normalnya memang banyak digunakan dalam aktivitas pemrograman komputer. Bagi orang – orang yang berasal dari latar belakang dunia pemrograman komputer, istilah algoritma tentunya bukanlah isitilah yang asing di telinga mereka. Akan tetapi, bagi kebanyakan orang awam yang tidak berasal dari dunia komputer, istilah ini tentunya bukanlah istilah yang familiar di telinga mereka.
Lantas apa sih sebenarnya algoritma itu?
Pengertian algoritma pada dasarnya adalah susunan logis dan sistematis yang digunakan untuk memecahkan atau pun menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Jadi, setiap susunan logis yang diurutkan berdasarkan sistematika tertentu yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan dapat digolongkan sebagai sebuah algoritma. Susunan atau pun langkah – langkah memasak mie intan misalnya, langkah – langkah sistematis yang digunakan untuk memasak mie instan dapat digolongkan ke dalam logaritma, karena menyelesaikan sebuah permasalahan yaitu permasalahan lapar yang dirasakan oleh manusia.
Dalam dunia komputer sendiri, algoritma merupakan sistem kerja komputer yang terdiri atas sekumpulan perintah terintegrasi pada brainware, software, dan hardware. Tanpa salah satu dari tiga bagian sistem di atas, sebuah komputer tidak akan dapat dioperasikan sama sekali.
Diketahui sebuah kasus tentang sebuah buku alamat. Buku alamat ini dalam kacamata program memiliki 1 kelas dengan nama bukuAlamat, dengan 4 buah atribut dan 4 buah method yang tergambar dalam class diagram berikut:
 Berikut keterangan Atribute dan Methodnya :






Dari keterangan tsb, didapati algoritma terhadap kelas bukuAlamat sebagai berikut:
  1. Pertama kali, user akan disajikan 5 pilihan menu pada program, yakni: (1) Input data, (2) Tampilkan data, (3) Update data, (4) Hapus data, (5) Keluar program.
  2. User memasukkan pilihan menu program.
  3. Jika user memilih menu (1), maka user akan diminta input data nama, alamat, telp, email. Lalu data entri tersebut disimpan. Kemudian ditampilkan kembali daftar menu program pada layar (kembali ke langkah 2).    
  4. Jika user memilih menu (2), maka pada layar akan ditampilkan seluruh data yang tersimpan. Kemudian ditampilkan kembali daftar menu program pada layar (kembali ke langkah 2).
  5. Jika user memilih menu (3), maka user akan diminta input id data yang akan dilakukan update atau perubahan. Lalu layar akan menampilkan summary data dengan id yang diinputkan user. User akan ditanya, “Apakah Anda yakin ingin melakukan update data ini? [y/n]”. Lalu user input pilihan, y (yes) atau n (no). Jika user input y, maka user diminta untuk memilih atribut yang akan diupdate, dengan pilihan (a) nama, (b) alamat, (c) telp, (d) email, (e) semua data. User input pilihan menu.
    • Jika user memilih (a), maka user diminta input nama baru.
    • Jika user memilih (b), maka user diminta input alamat baru.
    • Jika user memilih (c), maka user diminta input telp baru.
    • Jika user memilih (d), maka user diminta input email baru.
    • Jika user memilih (e), maka user diminta input nama, alamat, telp, dan email baru.
Kemudian ditampilkan kembali daftar menu program pada layar (kembali ke langkah 2).
  1. Jika user memilih menu (4), maka user akan diminta untuk input id data yang akan dihapus. Lalu layar akan menampilkan summary data dengan id tersebut. Lalu user akan ditanya, “Apakah Anda yakin ingin menghapus data ini? [y/n]”. Lalu user input pilihan, y (yes) atau n (no). Jika user input y, maka data dengan id tersebut akan dihapus. Kemudian ditampilkan kembali daftar menu program pada layar (kembali ke langkah 2).
  2. Jika user memilih menu (5), maka user akan keluar dari program.
  3. Selesai

Kamis, 13 Oktober 2016

CLASS DIAGRAM DAN ATRIBUT

CLASS DIAGRAM PEMBELIAN TIKET

dalam Class diagram pembelian tiket diatas terdapat beberapa class yakni class :
1.pelanggan
2.data pemesanan
3.tiket
4.e-banking
5.admin

Selasa, 10 Mei 2016

Tugas 3 - Management Sistem Layanan Informasi

My Planning After Having Bachelor Degree

Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan S1 pasti memiliki rencana -rencana yang akan dilakukan setelah mendapatkan gelarnya. Entah untuk melanjutkan studinya, untuk meningkatkan jenjang kariernya, ataupun untuk meningkatkan bisnisnya dsb. Begitupun dengan saya.
Rencana yang mungkin menurut sebagian orang terlalu tinggi bahkan ada yang mengatakan tidak mungkin. Namun bagi saya ini adalah sebuah tantangan untuk mewujudkan mimpi dan rencana yang telah saya susun agar menjadi mungkin da tak lupa terus berdo'a. Ya, setelah menyelesikan pendidikan S1 ini saya akan melanjutkan pendidikan Master / S2 

Saya ingin menjadi pengusaha untuk menbuka lowongan kerja seluas2nya untuk membantu orang2 yang membutuhkan seperti yang keluarga saya jalankan selama ini mungkin itu impian yang tidak tinggi tapi saya rasa itu cukup mulia ^_^

Sabtu, 23 April 2016

COBIT ITSM

Control Objective for 

Information and related Technology



COBI yait Control  Objective for Information  and  Relate Technology yangmerupakan audit sistem informasi dandasar pengendalian  yang dibuat olehInformation Systems Audit and ControlAssociation (ISACA), dan InformationTechnology Governance Institute (ITGIpada tahun 1992, untuk memberikan informasiyang diperlukan perusahaan dalam mencapaitujuannya, maka prinsip dasar COBIT menjelaskan (Simonsson & Johnson, 2006):
1. Business   information   requirements,  terdiri   dari:   Effectiveness,   Efficiency, Integrity, Availability, and Reliability ofinformation.
2. High-Level IT Processes, terdiri dari: IT Domains (Planning and Organisation, Acquisition   &   Implementation Delivery   &   Support,   Monitoring   and Evaluation); IT Process (IT strategy,Computer operations, Incident handling,
Acceptance testing, Change management, Contingency planning,Problem management)Activities(Record new problem, Analyse, Proposesolution, Monitor solution, Record known problem.)
3. Information  Technology  Resource: Expert  staff Applications, Technology, Facilities, DatabaseManagement System, Hardware,Software, Multimedia.

COBIT memiliki cakupan yang sangatluas dan belum tentu semua organisasi memiliki atau mencakup keseluruhan proses-proses tersebut. (Kania, 2011) menjelaskansetiap perusahaan memiliki ragam danjangkauan pemanfaatan terhadap teknologiinformasi dan tidak semua langkah dalamCOBIT dapat diterapkan, hanya pada bagian tertentu yang dengan sesuai kebutuhanPerusahaan.  Selaras dengan apa yang telahdijelaska (ITGI, 2007) Standar ini tidakmenuntut penerapan pada setiap komponen tapi dapamemilih pada bagian-bagian yangterkait saja.

Perbandingan model COBIT denganModel lain seperti ditunjukan padatabel

2.1 dibawah ini  (Mapping, 2011).



      Tabel 2.1 Tabel cakupan COBIT 4.1 dalam domain PO danME disbanding model lain


               Tabel 2.2 Tabel cakupan DomainCOBIT 4.1dibandingkan dengan Luftman

Framework(sumber: Luftman,2004 &Simonsson, 2008)



Domain
COBIT 4.1
LUFTMAN
PO1
Define a strategic ITplan.
LG1. Business strategic planning
PO2
Define the information
architecture.
LSA1. Traditional, Enabler/Driver,
External
LSA2. Standards ArticulationLSA3. Architectural Integration: Functional
 Organization, Enterprise, nter-enterprise
PO3
Determine technological
direction.
LSA2. Standards Articulation
LSA5. Agility, Flexibility
LC6.Liaison(s)
PO4
Define the ITprocesses,
organisation and relationships.
LS2. Cultural locus of Power
LS3. Management Style
LS4. Change Readiness
LP4. IT Program Management
LG6. Steering Committee(s)
LC5. Knowledge Sharing
PO5
Manage theITinvestment.
LP1. Business Perception of IT Value
LG6. Steering Committee(s)
LG5. IT Investment Management
PO6
Communicatemanagement aims
and direction.
LC1. Understanding of Business by IT
LC2. Understanding of IT byBusiness
LC3. Inter/Intra- organizational
 Learning/Education
LC4. Protocol Rigidity
LC5. KnowledgeSharing
PO7
Manage IThuman resources.
LS2. Cultural locus of Power
LS4. Change Readiness
LS6. Education, Cross-Training
PO8
Managequality.
LM7. Continuous Improvement
PO9
Assess andmanage ITrisks.
LG5. IT Investment Management
LP3. Shared Goals, Risk,






Rewards/Penalties
LP4. IT Program Management
PO10
Manageprojects.
LS7. Social, Political, Trusting
Interpersonal Environment LP3. Shared Goals, Risk, Rewards/Penalties
LG7. Prioritization Process
ME1
Monitor andevaluate IT
performance
LS7. Social, Political, Trusting
Interpersonal Environment LP3. Shared Goals, Risk, Rewards/Penalties
LG7. Prioritization Process
ME2
Monitor andevaluateinternal
control
LM7. Continuous Improvement
LP1. Business Perception of IT Value
ME3
Ensurecompliancewith external
requirements
LM3. Service Level
LG3. Reporting/Organization
 Structure
ME4
Provide ITgovernance
LC1. Understanding ofBusiness by IT
LC2. Understanding ofIT by
Business




Tabel 2.3 Tabel cakupan Domain COBIT4.1dibandingkan dengan pwC Framework

(sumber:PricewaterhouseCoopers, 2003)

Domain
Descripts (Planand Organise)
pwC Focused
PO1
Define a strategicIT plan.
pwC1. Definestakeholder
expectations
pwC2. Articulatethe Mission pwC3. Develop a Formal
Strategic plan
PO2
Define the information architecture.
pwC1. Definestakeholder
expectations
PO3
Determine technological direction.
pwC1. Definestakeholder
expectations
PO4
Define the ITprocesses,organisation
and relationships.
pwC1. Definestakeholder
expectations
PO5
Manage the ITinvestment.
pwC5. Establish current and multi









year Budgets
PO6
Communicatemanagement aims and
direction.
pwC2. Articulate theMission
PO7
Manage IThuman resources.
pwC7. AssessNeeded Skill Sets
PO8
Managequality.
pwC8. Develop or acquire
enabling infrastructure, methodologyand technology
PO9
Assess andmanage ITrisks.
pwC4. Assess Riskand Develop
the audit plan
PO10
Manageprojects.
pwC1. Definestakeholder
expectations
Domain
Descripts (Monitor andEvaluate)

ME1
Monitor andevaluate ITperformance
pwC8. Develop or acquire
enabling infrastructure, methodologyand technology
ME2
Monitor andevaluateinternal control
pwC8. Develop or acquire
enabling infrastructure, methodologyand technology
ME3
Ensurecompliancewith external
requirements
pwC8. Develop or acquire
enabling infrastructure, methodologyand technology
ME4
Provide ITgovernance
pwC3. Develop a Formal
Strategic plan




Selain itu menurut  (Ridleet al.2006) COBIT adalah kerangka kontrol yang paling tepat untuk membantu organisasimemastikan keselarasaantarapenggunaan Teknologi Informasi dan tujuan bisnis.

Dapat di simpulkan bahwa darikeseluruah teknologi informasi Frameworkyang paling sering digunakan danmencakup keseluruhan tata kelola teknologi informasi adalah COBIT karena COBITFramework bergerak sebagai integrator dari




praktik IT governance dan juga yangdipertimbangkan kepada petinggi manajemenatau manager; manajemen teknologiinformasi dan bisnis; para ahli governance,asuransi dan keamanan; dan juga parahliauditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT Framework dibentuk agar dapatberjalan berdampingan dengan standadanbest practices yang lainny (Setiawan, 2010)
Fokus  Proses  COBI digambarkan oleh  model  proses  yang  membagi teknologi informasi menjadi empat domain dan 34 proses sesuai dengan bidang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, membangun, menjalankadan memonitor implementasi teknologi informasi, dan jugamemberikapandangan end-to-end teknologiinformasi. Gambar dibawah ini menunjukan proses dari COBIT:




          Gambar 2.1 Kerangkakerja COBI (ITGI, 2007


Sumber