Kamis, 22 Januari 2015

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BERBUDAYA

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,. Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Seperti yang telah kita ketahui, manusia pertama yang ada di bumi yaitu Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama Hawa.
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni kebudayaan dapat diimplementasikan dimasyaakat.
Rumusan Masalah
1) Apa hakikat manusia sebagai makhluk sosial ?
2) Apa hakikat manusia sebagai makhluk budaya ?
3) Apa peranan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya ?


Tujuan
1) Mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk sosial
2) Mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk budaya
3) Mengetahui peranan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya







Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial ia memiliki tabiat suka kerjasama dan bersaing sekaligus. Jika dalam bekerjasama dan bersaing mereka berlaku fair (terbuka) maka harmoni sosial akan tercipta. Tetapi jika mereka bersaing secara tidak fair (tertutup) maka konflik antar manusia bisa terjadi. Sebagai makhluk social manusia merindukan harmoni social (perdamaian) tetapi juga tak pernah berhenti dari konflik.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Diperkuat dengan dalil Aristoteles mengatakan Manusia itu Zoon Politicon yang artinya satu individu dengan individu lainnya saling membutuhkan satu sama lain sehingga keterkaitan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedang menurut Freud,super-ego pribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5-6 tahun dan perkembangan super-ego tersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup. Super-ego yang terdiri dari atas hati nurani, norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya.
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembanganteknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu :
1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup diantara manusia lain


Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 3 aspek penting dalam hidupnya, yaitu:


1) Aspek Organik


Aspek Organik ini yaitu manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh manusia mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki yang membuat ia disebut sebagai manusia.


2) Aspek Psikologis


Yaitu unsur rohaniah yang terdapat di dalam manusia sebagai makhluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seorang manusia itu hidup dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari bernafas, tumbuh, berkembang hingga memiliki pemikiran yang bersifat abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya baik manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.


3) Aspek Sosial


Aspek sosial yang dimaksud adalah adanya kebersamaan yang menjadi bagian dari ciri manusia sebagai makhluk sosial. Dalam situasi atau kondisi tertentu mereka melakukan sesuatu secara bersama-sama. Mereka melakukan kerjasama dengan manusia lainnya dalam upaya mewujudkan peranan manusia sebagai makhluk sosial.


Manusia Sebagai Makhluk Budaya




Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
Ada hakekatnya kebudayaan mempunyai dua segi, bagian yang tidak dapat dilepaskan hubungannya satu sama lain yaitu segi kebendaan dan segi kerohanian. Segi kebendaan yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba. Segi kerohanian terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
Manusia adalah mahluk berbudaya. Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia menggunakan akal dan budinya dalam berbudaya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip.
Konsep kebudayaan membantu dalam membandingkan berbagai mahluk hidup. Isu yang sangat penting adalah kemampuan belajar. Lebah melakukan aktifitasnya hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dalam bentuk yang sama. Setiap jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan melakukan kegiatannya secara kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan disekitarnya. Lebah pekerja terus sibuk mengumpulkan madu untuk koloninya. Tingkah laku ini sudah terprogram dalam gen mereka yang berubah secara sangat lambat dalam mengikuti perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku lebah akhirnya harus menunggu perubahan dalam gen. Hasilnya adalah tingkah-laku lebah menjadi tidak fleksibel.
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang.
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Manusia adalah mahluk yang berbudaya. Berbudaya merupakan ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang mempengaruhi kepribadiannya. Pada umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari sikap dan perilakunya.
Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.
Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya hanya dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan, kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena disertai akomodasi.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
Hakikat kodrat manusia itu adalah
1) sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa), 2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam
3) sebagai makhluk ciptaan Tuhan.


Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya. Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Keunggulan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab berkat ketekunannya memantau berbagai gejala dan peristiwa alam. Manusia tidak lagi menemukan kenyataan sebagai sesuatu yang selesai, melainkan sebagai peluang yang membuka berbagai kemungkinan. Setiap kenyataan mengisyaratkan adanya kemungkinan. Transendensi manusia terhadap kenyataan yang ditemuinya sebagai pembuka berbagai kemungkinan itu merupakan kemampuannya yang paling mendasari perkembangan pengetahuannya.
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukannya. Sistem ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokal.
Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa; pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.
Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai sistem budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan dalam perikehidupan lintas budaya.

Peranan Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Budaya


Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan datang.


Begitu pula peranan manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong. Dalam pengertian manusia diatas kita telah membahas bahwa manusia adalah mahluk sosial yaitu dimana manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu satu dengan individu yang lain. Gotong royong di Indonesia sendiri merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah direncanakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil, atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara suka rela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing. Pekerjaan jika dilakukan dengan cara gotong royong akan lebih mudah dan ringan. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya, dan bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain atau lingkungan sosial. Sifat gotong royong dan kekeluargaan didaerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, masyarakat desa adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak banyak omong. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial. Ciri-ciri yang telah diungkapkan di atas yang seharusnya menjadi identitas mereka, di sebagian masyarakat pedesaan hal tersebut telah pudar bahkan sebagian lagi telah hilang ditelan zaman. Contoh konkrit, gotong royong. Masyarakat pedesaan tempo dulu menjadikan gotong royong sebagai sebuah kearifan lokal. Bahkan menjadi sebuah gunjingan di kalangan masyarakat jika ada seseorang yang tidak mau ikut campur dalam kegiatan tersebut. Tapi sekarang, hal ini telah dilupakan dan terkesan individualis, yang notabene hidup individualis adalah ciri masyarakat perkotaan dan perumahan.
Sedangkan di perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, disekolah dan bahkan dikantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong, sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan nasional, di bandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memeperlambat pembangunan di suatu daerah. Kesadaran untuk memiliki rasa gotong royong haruslah diawali dari diri kita masing-masing, memiliki rasa gotong royong yang tinggi akan membangun solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan juga bisa menurunkan rasa individualisme maupun kelompok. Dari kesadaran untuk memiliki rasa tanggung jawab bersama akan menciptakan kerukunan antar masyarakat. Sehingga ideologi-ideologi ekstrimisme atau radikal maupun sikap liar dari masyarakat yang akhir-akhir ini bermunculan akan bisa ditanggulangi yang akan menciptakan karakter bangsa sesuai falsafat pancasila.

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk sosial dan sudah terlahir sebagai makhluk sosial yang membutuhkan makhluk lain dalam bertahan hidup. Manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa manusia lain, tidak perduli seberapapun berkuasa ia ataupun seberapa tinggi jabatannya.Manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya.
Kebudayaan adalah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Kebudayaan turut pula mempengaruhi kepribadian seseora, cara ia bertingkah laku dalam kehidupan sehari – hari.
Setiap manusia mempunyai peranan masing-masing dalam kehidupan sosial dan budaya yang mana jika salah satu aspel mulai hilang atau luntur akan merubah tatanan kehidupan soial dan budaya.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MEDIA SOSIAL

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MEDIA SOSAIL


Arus perkembangan teknologi ini bagaimana pun tak akan bisa kita bendung, sebagian besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai situs jejaring sosial tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan anak-anak di pedesaan pun kini telah berangsur-angsur mulai menggunakan jejaring sosial tersebut.


Berkembang pesatnya situs jejaring sosial tersebut tentu saja punya dampak positif dan juga negatif, oleh karena itu pentig untuk di buat suatu sistem pengawasan dan bimbingan bagi mereka agar dampak negatif nya dapat di hindari dan dampak positif nya semakin di rasakan.


Tugas mengawasi dan membimbing itu tentu saja bukan tugas guru di sekolah semata, orang tualah yang seharusnya berperan dalam pengawasan dan bimbingan bagi anak-anaknya. Untuk pedoman pengawasan tersebut tentu saja para orang tua dan para anak dan remaja itu sendiri mengetahui apa saja dampak positif dan negatif situs jejaring sosial tersebut. Untuk itu di bawah ini akan saya sebutkan beberapa dampak negatif dan positif pemanfaatan situs jejaring social tersebut.


A .Dampak positif jejaring soial
1. Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan social yang sangat di butuhkan di zaman digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai dengan public dan mengelola jaringan pertemanan.
2. Memperluas jaringan pertemanan, anak dan remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui secara langsung.
3. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
4. Situs jejaring social membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
5. Internet sebagai media komunikasi : merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
6. Media pertukaran data : dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.


B. Dampak Negatif jejaring sosial
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
2. Situs jejaring social akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi di situs jejaring social dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
4. Situs jejaring social adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
5. Pornografi : Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat di akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
6. Penipuan : Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
7. Carding : Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
8. Perjudian : Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.


Secara garis besar dampak negatif internet adalah :
Ø Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
Ø Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
Ø Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
Ø Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebu

MASALAH INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT


MASALAH INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT

Masalah individuPertama – tama kita haru tahu apa yang dimaksud dengan individu, mungkin kita semua sudah tau arti atau umumnya individu itu apa. individu itu adalah sendiri melainkan cenderung menyatakan sikap seseorang yang lebih senang dengan melakukan sesuatu ataupun memecahkan masalah itu secara sendiri tanpa melibatkan orang lain. Salah satu contoh masalah individu adalah sifat egois, karena egois itu adalah salah satu sifat yang ingin menang sendiri tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Biasanya sih karena adanya suatu daya ambisi terselubung untuk kesenangannya sendiri bahkan jabatan yang tinggi. Karena ketika kita melakukan secara individu akan cenderung tidak terkontrol dalam suatu hal.

Masalah keluarga

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga. Tetapi di dalam suatu keluarga tidak akan mungkin selalu akur tanpa perselisihan, akan ada saatnya dimana dalam suatu lingkungan keluarga akan terdapat selisih atau masalah dari yang kecil sampai yang besar. Hal ini bisa selalu terjadi karena dalam suatu keluarga itu adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama

Masalah masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masalah masyarakat ini adalah sekumpulan Golongan masyarakat yang suka meresahkan kita adalah adanya antar kelompok masyarakat yang kasar dan cenderung anarkis. Salah satu contoh adalah tawuran, tawuran itu kan tidak lepas dari pengaruh sikap yang ingin merasa paling hebat walaupun nyatanya hal itu bukanlah tolak ukur sebagai orang yang hebat.


2. MASALAH PEMUDA & SOSIALISASI
Pemuda adalah masyarakat yang umurnya masih muda dan dapat terus berkembang. Pemuda adalah penerus bangsa yang sangat inspiratif dalam segala hal, maka dari itu dulu ketika masih jaman orde lama presiden pertama Indonesia Soekarno pernah mengeluarkan kata – kata bijak dan luar biasa “beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Dari kita lihat kata- kata tersebut dapat disimpulkan bahwa pemuda adalah sebuah generasi yang sangat berharga untuk kelangsungan dan kemampuan Negara ini semakin hebat. Tetapi setelah tiba era modern seperti ini, para pemuda yang seharusnya menjadi penerus bangsa justru sangat memilukan kisahnya karena justru bukannya membantu negara malah meresahkan. Dari banyaknya pemakaian narkoba, mabok miras (bukan mabok janda loh), judi (teett), bahkan hingga masuk ke kehidupan seks bebas. Ini menjelaskan bahwa saat ini para pemuda kita buruk sekali dalam perkembangannya. Masalah ini karena faktor sosialisasi atau penanaman dalam pola pikir pemuda kita juga buruk, karena faktor ini dapat dipengaruhi oleh :
· Pergaulan bebas
· Rasa ingin tahu yang berlebihan
· Faktor orangtua yang kurang perhatian
· Karena orangtua bercerai
· Pengaruh teman sepermainan (kaya lagu ratu)
Itu sebagian faktor yang mempengaruhi ahlak buruk seorang pemuda, karena darah muda adalah para remaja yang selalu merasa bangga dan tak pernah mau mengalah (lah nyambung ke lagu bang roma) wkwkkw.






3. MASALAH HUBUNGAN ANTARA WARGA & NEGARA
Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah tertentu dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga Negara dan Negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya, warga negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.


Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada warga Negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga Negara adalah penduduk suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu warga negara, karena kemungkinan seorang asing yang tinggal di Indonesia atau Negara lain yang bukan Negara asalnya.


Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat (Belanda, Jerman), atau State (Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari bahasa Latin, yaitu status atau statum yang berarti “menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan”. Kata status juga diartikan sebagai tegak dan tetap. Dan Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato yang mengartikan Negara sebagai kekuasaan.


Setelah kita mengetahui arti ataupun penjelasan singkat dari warga negara dan negara (hasil dari pelajaran kewarganegaraan nih) kita mencari contoh – contoh masalah yang berada didalamnya dan mengenai masalah saya teringat akan OPM. OPM adalah Organisasi Papua Merdeka. Organisasi ini adalah kumpulan masyarakat papua yang menginginkan wilayah Papua menjadi negara sendiri yang otomatis terpisah oleh NKRI, karena bagi masyarakat wilayah paling timur Indonesia itu pemerintahan yang ada selalu menganak tirikan mereka secara finansial ataupun masalah perhatian. Saya pernah dapat tugas bekerja disana selama 1 bulan (kerjaan kacung maklumlah) , karena saya juga tertarik akan info itu saya lalu menanyakan OPM kepada warga sana dan untungnya orang pertama yang saya tanya bukanlah orang OPM, kalau saja orang OPM bisa di gorok kali ya zzzzzz. Ketika itu dia menceritakan jika sebenarnya masyarakat OPM itu adalah sekumpulan warga yang tinggal di pedalaman yang memang akses transportasi sangat susah jadi mereka membentuk gerakan seperti itu karena lebih perekonomian. Ketika itu kebeutlan saya berada disana hingga awal Desember, dan saat itulah para warga sekitar memberikan saya info jika lebih baik ketika awal – awal desember jangan sering keluar rumah karena masyarakat OPM sedang beraksi dan benar saja ketika malam itu saya mendengar tembakan di kantor polisi (mess saya belakang kantor polisi) saat itu dipikiran saya adalah nahan lapar karena tidak berani beli makan keluar. Kalau tidak salah itu sempat masuk berita, karena saya taunya ketika pulang dan sampai di bogor (diceritakan oleh orangtua). Mungkin ini masalah sangat sensitif, sekiranya ketika pengalaman saya ada yang salah mohon di koreksi melalui coment dibawah agar saya revisi ulang kembali. Oh iya, waktu itu teman saya di papua sempat bilang jika yang tergabung dalam OPM ada di dalam pemerintahan, tapi saya tidak tahu akan kebenaran hal itu karena sayapun takut menanyakannya langsung.

4. MASALAH PELAPISAN SOSIAL & KESAMAAN DERAJAT
a. Pelapisan Sosial


Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk SUATU masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.


Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat. Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :


· manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
· individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.


Setelah itu kita mengerti bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang selalu mengalami perubahan sosial, marilah kita pelajari apa yang dimaksud dengan Stratifikasi Sosial atau Pelapisan Masyarakat. Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.


Pitirim A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut : "Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)."


Dalam masalah pelapisan sosial ini terdapat beberapa contoh salah satunya adalah Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi, atau social politik lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa. Misal dalam pekerjaan itu adalah lapisan atau dari kalangan direktur kemudian turun menjadi sekretaris lalu HRD dll (kurang begitu paham struktur hehe). Nah itu adalah suatu batasan dari antar kalangan yang menjadi pemisah antara yang jabatan lebih tinggi dengan yang lebih rendah, hal itu berpengaruh juga terhadap perekonomian karena makin tinggi jabatan maka makin besar gajinya. Kadang hal ini menjadikan para jabatan yang memiliki posisi tinggi di suatu perusahaan menjadi suka berfoya – foya padahal kita tahu masih banyak masyarakat disana yang sedang susah mencari kerja untuk nafkah dan bahkan ada yang belum makan.


Dalam suatu lapisan masyarakat seperti ini sering juga kita jumpai jika kalangan “high class” akan berada dilingkungan yang sama mewahnya dan bagi kalangan biasa saja ya pasti berada di lingkungan yang umum.


b. KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakana hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan ini adalah pemerintah yang kuat dan berwibawa. Di dalam susunan negara modern hak- hak dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undang- undang dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua orang mempunyai kesamaan derajat dan ini dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.


Salah satu contoh dari masalah kesamaan derajat itu adalah persamaan Gender yang dimiliki antara kaum lelaki dan kaum perempuan. Kenapa dengan hal tersebut? Itu dikarenakan adanya suatu credit jika suatu hal yang pria lakukan maka wanita tidak boleh ataupun dilarang karena memang dari dulu aturan sudah berlaku. Seperti dahulu kala wanita itu kerjaannya hanya di dapur untuk memasak dan pokonya serba urusan rumah sedangkan kaum pria wajib mencari nafkah. Coba kita buka pandangan di jaman sekarang, wanitapun sudah banyak yang bekerja dan mengurus kerjaan rumah sedangkan lelaki masih tetap melakukan mencari nafkah karena ada petuah bilang “uang istri punyanya istri dan uang suami itu uang istri juga” makanya kita sebagai kaum pria wajib cari duit terus dan jangan melupakan ibadah dan keluarga tentunya.


5. MASALAH MASYARAKAT PERKOTAAN & PEDESAAN
A. Masyarakat Perkotaan






Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada dalam kaleng. Pada orang-orang desa ada kesan, bahwa mereka masak makanan itu sendiri tanpa memperdulikan apakah tamu-tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempat penghidangannya juga harus mewah dan terhormat. Di sini terlihat perbedaan penilaian. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial. Demikian pula masalah pakaian, orang kota memandang pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan, seperti : di masjid, gereja. Sedangkan di luar itu, kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan, cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian, bila dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain. Yang terpenting di sini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama, dan sebagainya.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. Misalnya seorang pegawai negeri lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya daripada tukang-tukang becak, tukang kelontong atau pedagang kaki lima lainnya. Seorang sarjana ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekannya dengan latar belakang pendidikan dalam ilmu ekonomi daripada dengan sarjana-sarjana ilmu politik, sejarah, atau yang lainnya. Begitu pula dalam lingkungan mahasiswa mereka lebih senang bergaul dengan sesamanya daripada dengan mahasiswa yang tingkatannya lebih tinggi atau rendah.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa. Pekerjaan para warga desa lebih bersifat seragam, terutama dalam bidang bertani. Oleh karena itu pada masyarakat desa tidak banyak dijumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian. Lain halnya di kota, pembagian kerja sudah meluas, sudah ada macam-macam kegiatan industri, sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan. Singkatnya, di kota banyak jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oeh warga-warga kota, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pada yang bersifat teknologi.
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang tyeliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih sering mengikuti pola-pola baru dalam kehidupannya.
· B. Masyarakat Pedesaan


Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut, Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.


Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.


Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama- sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat.


Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut :
a) Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya;
b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.


Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan- kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.


Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong royong dan tolong-menolong. Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang lebih populer dengan istilah kerja bakti misalnya memperbaiki jalan, saluran air, menjaga keamanan desa (ronda malam) dan sebagainya.


Sedang mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) itu ada dua macam, yaitu :
a) Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
b) Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
Kerjasama jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakan kegunaannya bagi mereka, sedang jenis kedua biasanya sering kurang dipahami kegunaannya.
B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN


Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat In­donesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.


Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.


Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.


Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a) Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagalnya.
b) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.


c) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia- manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.


Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras. Tetapi para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).


Menurut Mubiyarto petani Indonesia mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Petani itu tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas. Mereka sudah bekerja keras sebisa-bisanya agar tidak mati kelaparan.
b) Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil (petani gurem) dengan rata-rata luas sawah ± 0,5 ha yang serba kekurangan adalah nrimo (menyerah kepada takdir) karena merasa tidak berdaya.


Melanjutkan pandangan orang kota terhadap desa itu bukan tempat bekerja melainkan untuk ketentraman adalah tidak tepat karena justru bekerja keras merupakan kebiasaan petani agar dapat hidup. Menurut BF. Hosolitz bahwa untuk membangun suatu masyarakat yang ekonominya terbelakang itu harus dapat menyediakan suatu sistem perangsang yang dapat menarik suatu aktivitas warga masyarakat itu dan harus sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar kegiatan orang bekerja, memperbesar keinginan orang untuk menghemat, menabung, keberanian mengambil resiko, dalam hal mengubah secara revolusioner cara-cara yang lama yang kurang produktif.


6. MASALAH PERTENTANGAN SOSIALPERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan Merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku untuk memenuhi kepentingannya. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memeuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena Individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, Maka timbul perbedaan kepentingan. Perbedaan itu antara lain :
Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti ini kemampuan suatu ideology mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu :
Fase disorganisasi karena kesalah pahaman yang menyebabkan sulitnya satu kelompok menyesuaikan diri dengan norma ideology
Fase disintegrasi yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti protes, aksi masa, dll. Walter W.Martin mengemukakan tahapan disintegrasi :
Ketidak sepahaman anggota kelompok tentang tujuan social yang akan dicapai
Norma social yang tidak membantu masyarakat dalam mencapai tujuan
Norma yang telah dihayati oleh kelompok bertentangan satu sama lain
Sanksi sudah menjadi lemah
Tindakan masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok
Prasangka, Diskriminasi, Dan Etnosentrisme


PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Terdapat 3 elemen- elemen dasar yang merupakan cirri khas dari konflik :
Terdapat dua atau lebih unit – unit atau bagian
Unit – unit tersebut mempunyai perbedaan- perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan – gagasan.
Terdapat interaksi diantara bagian – bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik adalah suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi – emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konfli dapat terjadi di lingkungan :
1.Pada taraf diri seseorang
2.Pada taraf kelompok
3.Pada taraf masyarakat


Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.Elimination, yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak
2.Subjugation atau domination, yaitu memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
3.Majority rule, artinya dengan suara terbanyak
4.Minority contsent, artinya kelompok mayoritas menang, tetapi kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk bersama.
5.Compromise, semua sub kelompok mengambil jalan tengah.
6.Integrasi, artinya pendapat – pendapat yang bertentangan didiskusikan sampai mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

TEORI GEORGE HERBERT "MIND,SELF AND SOCIETY"


TEORI GEORGE HERBERT “MIND, SELF AND SOCIETY" #15




Teori Interaksi Simbolik
Sejarah Teori Interaksionisme Simbolik tidak bisa dilepaskan daripemikiran George Herbert Mead (1863-1931). Mead membuat pemikiran orisinal yaitu “The Theoretical Perspective” yang merupakan cikal bakal “Teori Interaksi Simbolik”. Dikarenakan Mead tinggal di Chicago selama lebih kurang 37 tahun, maka perspektifnya seringkali disebut sebagai Mahzab Chicago.


Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat non verbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting.



Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain.




Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :
· Mind (pikiran): kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
· Self (diri pribadi): kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
· Society (masyarakat): hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.


Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:
1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
Tema ini berfokus pada pentingnya membentuk makna bagiperilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut : Manusia, bertindak, terhadap, manusia, lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasi melalui proses interpretif .
2. Pentingnya konsep mengenai diri (self concept)
Tema ini berfokus pada pengembangan konsep diri melaluiindividu tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya dengan cara antara lain : Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui nteraksi dengan orang lain, Konsep diri membentuk motif yang penting untuk perilaku Mead seringkali menyatakan hal ini sebagai : ”The particular kind of role thinking – imagining how we look to another person” or ”ability to see ourselves in the reflection of another glass”.
3. Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Tema ini berfokus pada dengan hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat, dimana norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalamproses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah :Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial


Generasi setelah Mead merupakan awal perkembangan interaksisimbolik, dimana pada saat itu dasar pemikiran Mead terpecah menjadi dua Mahzab, dimana kedua mahzab tersebut berbeda dalam hal metodologi, yaitu :
· Mahzab Chicago yang dipelopori oleh Herbert Blumer
Blummer memberikan pengembangan dalam pikiran-pikiran mead menjadi tujuh buah asumsi yang mempelopori pergerakan mazhab Chicago baru.


Tujuh asumsi tersebut adalah:
Manusia bertindak terhadap orang lain berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasi melalui sebuah proses interpretif, Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain, Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku, Orang dan kelompok-kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.


· Mahzab Iowa yang dipelopori oleh Manfred Kuhn dan Kimball Young
Mahzab Iowa dipelopori oleh Manford kuhn dan mahasiswanya,dengan melakukan pendekatan kuantitatif, dimana kalangan ini banyak menganut tradisi epistemologi dan metodologi post- positivis yang mengambil dua langkah cara pandang baru yang tidak terdapat pada teori sebelumnya, yaitu memperjelas konsep diri menjadi bentuk yang lebih kongkrit.
Tokoh teori interaksi simbolik antara lain: George Herbert Mend,Herbert Blumer, Wiliam James, Charles Horton Cooley. Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa interaksi sosial adalah interaksi symbol. Manusia berinteraksi dengan yang lain dengan cara menyampaikan simbol yang lain memberi makna atas simbol tersebut.


Asumsi-asumsi:
· Masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi melalui tindakan bersama dan membentuk organisasi.
· Interaksi simbolik mencangkup pernafsiran tindakan. Interaksi non simbolik hanyalah mencangkup stimulus respon yang sederhana.


Dalam Mind, Self and Society (1934) Mead pun menanyakan “bagaimana seorang individu bisa keluar dari dirinya sendiri untuk menjadi objek lagi bagi dirinya sendiri?”, lanjut Mead, “…melalui proses tingkah laku atau aktivitas sosial dimana individu yang ada di simpulkan ……….individu mengalami dirinya sendiri semacam itutidak secara langsung, dari perlakuan individu lain dari kelompok sosial yang sama …..dia menjadi objek untuk dirinya sendiri seperti orang lain menjadi objek bagi dirinya.”( R. Soeprapto, 2002:205).
Diri sendiri “ the self ”, dalam pandangan ahli interaksionalisme simbolik merupakan obyek sosial dalam hubungan dengan orang lain disebuah proses interaksi. Dengan demikian, individu melihat dirinya sendiri ketika ia berinteraksi dengan orang lain.
Bagi Mead, kesadaran akan “diri” berarti menjadi suatu “diri” dalam pengalaman seseorang sejauh “suatu sikap yang dimilikinya sendiri membangkitkan sikap serupa dalam upaya social . kesadaran akan konsep “diri” akan muncul ketika individu memasuki pengalaman dirinya sendiri sebagai suatu obyek.




"Mind, Self and Society” merupakan karya George Harbert Mead yang paling terkenal (Mead. 1934dalam West-Turner. 2008: 96), dimana dalam buku tersebut memfokuskan pada tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi mengenai teori interaksi simbolik.


Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:
a. Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
b. Pentingnya konsep mengenai diri,
c. Hubungan antara individu dengan masyarakat


Tema pertama pada interaksi simbok berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama. Hal ini sesuai dengan tiga dari tujuh asumsi karya Herbert Blumer (1969)dalam West-Turner (2008: 99) dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut: Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasi melalui proses interpretif.
Tema kedua pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya ”Konsep diri” atau ”Self-Concept”. Dimana, pada tema interaksi simbolik ini menekankan pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya. Tema ini memiliki dua asumsi tambahan, menurut LaRossan & Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008: 101), antara lain: Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain, Konsep diri membentuk motif yang penting untuk perilaku.
Tema terakhir pada interaksi simbolik berkaitan dengan hubunganantara kebebasan individu dan masyarakat, dimana asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi- asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah:
1. Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial,
2. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.


KESIMPULAN


Ide pokok pemikiran Mead terletak pada tiga konsepsi, yakni:
1. Mind
2. Self
3. Society


Konsep Mead tentang “Mind”
· Mead mendefinisikan mind sebagai fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang dalam proses sosial sebagai hasil dari interaksi.
· Konsepsi mind lebih merupakan proses daripada sebuah produk. Hal ini berarti bahwa kesadaran bukanlah hasil tangkapan dari luar, melainkan secara aktif selalu berubah dan berkembang.




Dalam kaitan ini, Mead mengelaborasi relasi bahasa dan mind. Menurutnya mind membantu bahasa meningkatkan kapasitas:
a. Menentukan objek dalam lingkungan sosial, melalui pembentukan simbol yang signifikan.
b. Menggunakan simbol sebagai stimulus untuk menghasilkan respon dari orang lain.
c. Membaca dan menginterpretasikan gesture orang lain dan menggunakan stimulus ini sebagai respon.
d. Menyediakan imajinasi alternatif dari stimulu dan respon dari lingkungan.


Konsep Mead tentang “Self”
Self [diri] memiliki dua unsur yakni:


· “I” yang dapat diterjemahkan sebagai “aku” merupakan bagian yang unik, impulsif, spontan, tidak terorganisasi, tidak bertujuan, dan tidak dapat diramal dari seseorang.
· “Me” yang diterjemahkan dengan “daku” adalah generalized others, yang merupakan fungsi bimbingan dan panduan. Me merupakan prilaku yang secara sosial diterima dan diadaptasi.


Baik “I” maupun “me” keduanya diperlukan untuk melakukan hubungan sosial. “I” merupakan rumusan subjektif tentang diri ketika berhadapan dengan orang lain Sedangkan “me” merupakan serapan dari orang lain, yang melalui proses interanalisasi kemudian diadopsi untuk membentuk “I” selanjutnya. Dalam setiap interaksi akan terjadi perubahan “I” dan “me” secara dinamis.
Dalam konteks komunikasi, perubahan tersebut menimbulkan optimisme, yakni bagaimanapun komunikasi akan menimbulkan perubahan. Soal besar kecilnya perubahan dan seperti apa perubahan yang diinginkan itu tergantung pada strategi dan efektivitas komunikasi yang dilakukan.


Konsep Mead tentang “Society”
a. Soceity menurut Mead adalah kumpulan self yang melakukan interaksi dalam lingkungan yang lebih luas yang berupa hubungan personal, kelompok intim, dan komunitas. Institusi society karenanya terdiri dari respon yang sama.
b. Society dipelihara oleh kemampuan individu untuk melakukan role-taking dan generalized others.








http://etfilkom.blogspot.com/

PUISI GUNADARMA

"GUNADARMA"

Kini hati ku terbakar oleh semangat belajar
kau telah membuat api dalam jiwa ku membara lagi
akan pesona dan tata cara belajar di gunadarma
membuat ku ingin terus bermimpi setinggi-tingginya


disini aku belajar, bertemu teman-teman 
dan dosen-dosen yang sangat hebat
disini aku juga melewati suka dan duka yang ku 
anggap sebagai proses untuk membuat ku lebih baik



Disinilah aku berada, bersama kenyamanan , 
kebersihan dan keindahan yang aku dapatkan di kampus.
Keelokan dan bangunan yang sangat modern dan classic bahkan membawa raga ini pada titik semangat juangku untuk terus mengejar predikat sebagai yang terbaik di kampus.
Yah.. mungkin suatu kebanggaan bagiku dan keluargaku jika aku berhasil mendapatkan semuanya dan berjuang disini.


KARYA : AGUS WINATA ^_^

Senin, 12 Januari 2015

PENYEBAB MASALAH SOSIAL DALAM FAKTOR PSIKOLOGIS

Pembahasan kita kali ini mengenai Ilmu Sosial Dasar (ISD) tentang salah satu penyebab masalah sosial adalah Faktor Psikologis. Faktor psikologis ini ada beberapa contoh misalnya penyakit syaraf dan aliran sesat. Dan kedua contoh ini akan saya coba uraikan dalam tulisan kali ini


1.Penyakit syaraf

          Secara garis besar pasti kita sudah mengetahui apa itu penyakit syaraf, dan sebagian besar orangpun langsung tertuju kepada masalah kejiwaan a.k.a stress. Kenapa ini menjadi salah satu contoh dari faktor psikologis? Sebenarnya simple saja sih, karena penyakit syaraf ini mengganggu stabilitas pola hidup yang ada ketika sedang individual maupun ketika sedang bersosialisasi. Yang paling nyata adalah orang yang mempunyai keterbelakangan mental, mereka akan terasa asing bagi kita yang mempunyai kejiwaan normal dan cenderung menganggap mereka itu aneh dan walaupun pasti kita akan merasa iba melihatnya. Beban mereka tidaklah sesulit apa yang menjadi beban pikiran orang normal lainnya, karena mereka cenderung selalu membawa kehidupannya jadi bahagia
          Susah memang untuk memahami orang yang mempunyai gangguan jiwa seperti ini, karena bagi yang merawatnya harus membuat dirinya lebih peka lagi, karena kalo yang merawat gak peka itu kemungkinan akan sering menimbulkan keributan lantaran ketidak sesuaian apa yang di inginkan yang mempunyai jiwa keterbelakangan tersebut.
          Penyakit Syaraf ini bisa terjadi karena adanya faktor biologis atau dari lahir, bisa juga karena depresi karena suatu pengalaman kehidupan yang sangat menyakitkan
           Hal yang datangnya dari lahir itu yang saya tahu tidak bisa disembuhkan bahkan jika bisapun akan sangat sulit tetapi lainnya jika memang sudah “kun faya kun” itu sudah beda cerita lagi. Penyakit syaraf yang datangnya dari pengalaman hidup itu bisa di sembuhkan, jika memang bisa menerima sugesti dan mampu lebih mengontrol dirinya karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kita selalu berusaha dan berdoa serta bagi yang membantu penyembuhan selalu mensupport agar mampu keluar dari zona buruk tersebut dan ketika sembuh nanti, cobalah sering-sering curhat keteman mengenai masalah yang anda hadapi entah pacar, kerjaan bahkan utang sekalipun. Karena lebih baik curhat daripada GILA atau STRESS.



2.ALIRAN SESAT
NII KW IX

NII (Negara Islam Indonesia) asalnya DI (Darul Islam, diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, 7 Agustus 1949 di Cisayong Tasikmalaya Jawa Barat). Kemudian nama NII itu berupa penjelasan singkat tentang proklamasi. Pada tahun 1980-an ketika diadakan musyawarah tiga wilayah besar (Jawa Barat, Sulawesi, dan Aceh) di Tangerang Jawa Barat, diputuskan bahwa Adah Djaelani Tirtapradja diangkat menjadi Imam NII. Lalu ada pemekaran wilayah NII yang tadinya 7 menjadi 9, penambahannya itu KW VIII (Komandemen Wilayah VIII) Priangan Barat (mencakup Bogor, Sukabumi, Cianjur), dan KW IX Jakarta Raya (Jakarta, Tangerang, Bekasi).

Pada dekade 1990-an KW IX dijadikan sebagai Ummul Quro (ibukota negara) bagi NII, menggantikan Tasikmalaya, atas keputusan Adah Djaelani. Karena pentingnya menguasai ibukota sebagai pusat pemerintahan, maka dibukalah program negara secara lebih luas, dan puncaknya ketika pemerintahan dipegang Abu Toto Syekh Panjigumilang (yang juga Syekh Ma’had Al-Zaitun, Desa Gantar, Indramayu, Jawa Barat) menggantikan Adah Djaelani sejak tahun 1992.

Penyelewengannya terjadi ketika pucuk pimpinan NII dipegang Abu Toto. Ia mengubah beberapa ketetapan-ketetapan Komandemen yang termuat dalam kitab PDB (Pedoman Dharma Bakti) seperti menggantikan makna fai’ dan ghanimah yang tadinya bermakna harta rampasan dari musuh ketika terjadi peperangan (fisik), tetapi oleh Abu Toto diartikan sama saja, baik perang fisik maupun tidak. Artinya, harta orang selain NII boleh dirampas dan dianggap halal. Pemahaman ini tidak dicetuskan dalam bentuk ketetapan syura (musyawarah KW IX) dan juga tidak secara tertulis, namun didoktrinkan kepada jamaahnya. Sehingga jamaahnya banyak yang mencuri, merampok, dan menipu, namun menganggapnya sebagai ibadah, karena sudah diinstruksikan oleh ‘negara’.

Dalam hal shalat, dalam Kitab Undang-undang Dasar NII diwajibkan shalat fardhu 5 waktu, namun perkembangannya, dengan pemahaman teori kondisi perang, maka shalat bisa dirapel. Artinya, dari mulai shalat zuhur sampai dengan shalat subuh dilakukan dalam satu waktu, masing-masing hanya satu rakaat. Ini doktrin Abu Toto dari tahun 2000-an.

Mengenai puasa, mereka mengamalkan hadits tentang mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan cara, sudah terbit matahari pun masih boleh sahur, sedang jam 5 sore sudah boleh berbuka. Alasannya dalil hadits tersebut.

Gerakan ini mencari mangsa dengan jalan setiap jamaah diwajibkan mencari satu orang tiap harinya untuk dibawa tilawah. Lalu diarahkan agar hijrah dan berbaiat sebagai anggota NII. Karena dengan baiat maka seseorang terhapus dari dosa masa lalu, tersucikan diri, dan menjadi ahli surga. Untuk itu peserta ini harus mengeluarkan shadaqah hijrah yang besarnya tergantung dosa yang dilakukan. Anggota NII di Jakarta saja, saat ini diperkirakan 120.000 orang yang aktif
.


Yang harus ditingkatkan agar terhindar dari ini semua adalah dengan meningkatkan ketakwaan kita terhadap Allah, untuk beragama lain kepada Tuhan kalian karena sehebat apapun hasutan setan  dari kawan, saudara bahkan dari pasangan anda jika anda mempunyai iman yang kuat, niscaya hal tersebut tidak akan merasuki anda.

MASALAH KESENJAGAN SOSIAL



seorang ibu yang membawa anaknya yang di bawa
mengamen untuk mencari nafkah




ULASAN
Sebenarnya setelah suami ibu meninggal dunia 3thn lalu si ibu ini sudah bekerja sebelumnya sebagai pencuci serabutan selama 3 tahun, selama itu sebenarnya cukup untuk masalah perekonomian karena selama menjadi pencuci serabutan si ibu sudah memiliki 2 anak. Dan masalah muncul ketika di tengah-tengah masa membesarkan anaknya tersebut, yaitu masalah ekonomi yang menjadi kurang karena banyaknya kebutuhan untuk kedua anaknya tersebut. Sehingga muncullah ide untuk berhenti menjadi pencuci serabutan dan beralih menjadi pengamen jalanan bersana salah satu anaknya karena dia menganggap mengamen itu akan mendapat hasil yang sudah pasti setiap harinya, karena di benaknya walaupun sedikit asal setiap hari karena akan bisa memenuhi kehidupan sehari-harinya. Terlebih ketika tidak bisa memberi anaknya hal spesial di hari lebaran, hal itu yang menjadikan tekadnya menjadi bulat untuk menekuni pengamen jalan karena moto si ibu adalah kerja apa saja asalkan itu halal agar berkahnya sampai ke surga (luar biasa bukan). Keteguhan hati untuk bekerja menjadikan si ibu menjadi kuat menghadapi terpaan dalam tiap hidupnya demi anak-anaknya yang masih kecil



PENDAPAT
Di kehidupan ini kita banyak belajar dari orang kecil, karena belajar dari orang kecil itu akan membuat kita menjadi besar dan dapat mengalahkan orang yang berkepala besar. Hanya saja janganlah kita berputus asa ketika cobaan dalam hidup itu semisal rejeki sedang seret lalu berfikir singkat untuk mencari alternatif yang sesungguhnya itu merendahkan diri kita sendiri, tetapi hal tersebut memanglah pilihan hidup yang harus kita hadapi. Karena pilihan tersebut akan membawa kita kepada kesuksesan pada akhirnya nanti.

ILMU SOSIAL DASAR DAN FIGUR MASYARAKAT YANG MEMILIKI KEPEDULIAN TINGGI

ILMU SOSIAL DASAR


sosial dasar adalah pengentahuan yang mempelajari masalah-masalah sosial, khususnya yang terjadi di masyarakat indonesia yang mencakup FAKTA,KONSEP,TEORI yang berasal dari semua bidang ilmu-ilmu sosial. ilmu sosial dasar bukan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang di padukan, karna dari masing-masing displin ilmu sosial memiliki obyek dan metode masing-masing yang tidak mungkin di satukan, ilmu sosial dasar bukan displin ilmu sosial karna  ilmu sosial dasar tidak memiliki obyek dan metode sendiri .



FIGUR MASYARAKAT YANG MEMILIKI KEPEDULIAN TINGGI


Figur yang menurut saya penting dalam masyarakat adalah pak RT karna menurut saya beliau lebih banyak menggurus masalah sosial di masyarakat, beliau juga mencari dana untuk anak-anak jalanan yang berada di lingkungan saya, beliau juga sering membuat acara kerja bakti untuk masyarakat sekitar untuk saling mengenal  satu sama lain, beliau tidak pernah lelah untuk selalu mencari cara agar masyarakat di sekitar tidak mengalami masalah bersosialisasi kepada sesama jadi menurut saya pak RT adalah figur yang sangat peduli pada masyarakat .

MASALAH SOSIAL YANG BERADA DI SEKITAR KITA

Masalah-masalah Sosial yg Sering Terjadi di Tengah Masyarakat - Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa yang namanya perkembangan zaman di saat ini, pasti akan menimbulkan beberapa masalah di tengah masyarakat.

Contoh-contoh Permasalahan sosial di masyarakat,dan yang sering kita temui di lingkungan kita.

1.PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas
Saat ini, jati diri remaja negeri ini berada pada tahap yang mengkhawatirkan. Sebagian mereka suka mengikuti budaya-budaya asing tanpa mempertimbangkan baik buruknya. Seks bebas, misalnya, adalah salah satu dari kehancuran moral anak bangsa yang sepatutnya menjadi tiang-tiang kemajuan negeri ini nantinya.
2.ALIRAN SESAT
Aliran sesat
Munculnya aliran sesat di negeri ini telah membuat keamanan masyarakat, khususnya yang beragama, Islam, misalnya. Membiarkan aliran sesat tetap tersebar dapat mengakibatkan keimanan masyarakat jadi goyang. Selain itu, aliran sesat termasuk pada penodaan terhadap agama dikarenakan mereka–para tokoh aliran sesat- membolak-balikkan ajaran agama yang telah benar dengan sesuka hati dan hawa nafsu.
3,ANAK-ANAK JALANAN
Anak jalanan
Masyarakat tentu sepakat bahwa anak jalanan telah menjadi masalah sosial sendiri. Anak jalanan adalah cerminan dari ketidakmampuan, terlepas dari sebagian oknum yang memanfaatkan anak jalanan. Para anak jalanan merupakan potret ketidakteraturan sebuah sistem keluarga. Yang kemudian melebar menjadi masyarakat yang lebih besar.
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan.
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia.

4.KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
Kemiskinan dan pengangguran.
Kemiskinan dan pengangguran adalah suatu masalah sosial yang harus segera dituntaskan dan dicari solusinya dengan berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari aspek pendidikan, hukum, keluarga, dan lingkungan

FIGUR MASYARAKAT

FIGUR MASYARAKAT YANG MEMILIKI KEPEDULIAN TINGGI



Figur yang menurut saya penting dalam masyarakat adalah pak RT karna menurut saya beliau lebih banyak menggurus masalah sosial di masyarakat, beliau juga mencari dana untuk anak-anak jalanan yang berada di lingkungan saya, beliau juga sering membuat acara kerja bakti untuk masyarakat sekitar untuk saling mengenal  satu sama lain, beliau tidak pernah lelah untuk selalu mencari cara agar masyarakat di sekitar tidak mengalami masalah bersosialisasi kepada sesama jadi menurut saya pak RT adalah figur yang sangat peduli pada masyarakat .